Hukum Tajwid Qalqalah Sugra Dan Kubra Lengkap Beserta Contohnya

Hai teman-teman bagai mana kabar kalian, semoga teman-teman yang berkunjung ke blog ini selalu diberikan kesehatan, pada kesempatan kali ini kami akan membahas Hukum tajwid qalqalah sugra dan kubra, di pembahasan qalqalah disini sudah kami tuliskan beserta contoh dan cara membacanya agar teman-teman yang sedang belajar dapat mudah untuk mengerti nantinya pada saat membaca ayat al-quran secara langsung, saran kami dalam belajar qalqalah pelajarilah dengan pelan-pelan agar selalu teringat hukum-hukumnya, dan ketika saat penerapan akan mudah untuk mengenali qalqalah sugra dan kubra pada saat membaca ayat al-quran nanti, berikut ini adalah hukum tajwid qalqalah sugra dan kubra.

Qalqalah yaitu suara huruf yang memantul jika huruf itu mati, matinya karena barisnya mati atau mati karena diwaqafkan, jika huruf qal-qalah barinya mati atau dimatikan maka dibacanya suara qalqalah jangan hilang tapi harus terdengar sedikit seperti kita melempar bola, kalau bola itu jatuh bola tidak akan langsung berhenti tapi akan memantul lagi ke atas, suara yang seperti itu disebutnya qalqalah.

Huruf qalqalah ada lima yaitu: ق ط ب ج د

Dikumpulakan dalam ucapan Qutbujadin atau baju ditoko: قُطبُ جَدٍ

Qalqalah itu ada 2 bagian yaitu qalqalah sugra dan qalqalah qubra.

QALQALAH SHUGRA

QALQALAH SHUGRA (kecil), yaitu suara huruf qalqalah yang mati asli (mati karena barinya mati/Sukun), adanya huruf qalqalah sama saja, adanya ditengah kalimat atau di akhir kalimat.

QALQALAH QUBRA

QALQALAH KUBRA (Besar) Yaitu suara huruf qalqalah yang matinya bukan asli tapi matinya karena diwaqafkan, huruf qalqalah qubra adanya di akhir kalimat serta tidak akan ada qalqalah qubra kalau tidak diwaqafkan.

CARA MEMBACA QALQALAH

Umumnya qalqalah itu suara “e”, seperti contoh di atas.

Kalau menurut pendapat yang lainnya maka seperti ini
QALQALAH itu ada dua macam

1. Huruf qalqalah yang suaranya tetap condong ke huruf “a” yaitu huruf tho (ط) dan qof (ق).

2. Huruf qalqalah yang suaranya tidak tetap, menurut baris yang ada dibelakangnya atau didepannya yaitu huruf ba jim dal (ب ج د).

Perubahannya seperti dibawah ini:

A. HURUF QALQALAH adanya ditengah kalimat:

1. Condong ke huruf “a” yaitu:
a. Yaitu huruf yang ada dibelakang dan didepannya dibarisi oleh baris jabar (fathah).

b. Huruf yang sebelumnya barinya dhammah, dan yang sesudahnya atau didepannya berbaris kasrah atau sebaliknya (yaitu huruf sebelumnya kasrah sesudahnya dhammah).

2. Condong ke huruf “i” yaitu huruf yang ada dibelakangnya dan didepannya berbaris kasrah.

3. Condong kehuruf “u”, yaitu: huruf yang ada didepannya dan di belakangnya berbaris dhammah:

4. Condong ke huruf “O” yaitu huruf yang ada dibelakangnya berbaris fatah yang didepannya berbaris dhammah atau sebaliknya (didepannya dammad dibelakngnya fathah).

5. Condong ke huruf “e” yaitu huruf yang ada dibelakangnya berbaris fathah dan didepannya berbaris kasrah atau sebaliknya (dibelakngnya baris kasrah di depannya baris fathah).

B. HURUF QALQALAH adanya di akhir kalimat:

1. Condong ke huruf “a” yaitu kalau huruf yang ada dibelakngnya berbaris kasrah atau patah.

2. Condong ke huruf “i” yaitu huruf yang sebelumnya berbaris dhammah.

Nah itulah pembahasan dari qalqalah sugra dan kubra yang sudah kami paparkan disini, semoga pembahasan dan cara penyampaian kami disini mudah untuk teman-teman mengerti, dan jika masih ada yang tidak teman-teman fahami silahkan untuk bertanya kepada kami melalui kontak yang sudah disediakan, mungkin pembahasan qalqalah ini kami cukupkan sampai disini, nantikan update artikel kami selanjutnya ya, dan jika ingin tau tentang pembahasan artikel yang baru silahkan subcribe blog ini, oh ia janganlupa share juga artikel ini kepada teman-teman yang lain yang sedang belajar agar mereka juga terbantu dapam pembelajaran hukum tajwid qalqalah ini ya.

Hukum Tajwid Surat Al-Maidah Ayat 48 Dalam Al-Quran

Hai teman-teman, selamat datang di blog kita kajian muslim, blog kajian muslim adalah blog yang membahas seputar agama islam, di mulai dari doa-doa belajar ilmu fiqh, hukum tajwid dan yang lainnya, nah pada kesempatan kali ini kami akan membagikan artikel tentang hukum tajwid yang ada pada surat al-maidah ayat 48, dalam pembahasan disini akan dibahas tuntas tentang hukum tajwid yang ada pada surat al-maidah ayat 48.

Tentang hukum tajwid dalam al-Quran ini sangat penting untuk dipelajari karena ini akan membuat kita semakin fasih dalam membaca al-Quran, artinya tidak belepotan kesana dan kemari karena ketika membaca al-quran jika kita tidak menguasai ilmu tajwid ini akan sangat terlihat sekali perbedaannya antara yang belajar hukum tajwid dan yang tidak, tidak hanya hukum tajwid saja yang di pelajari, dalam membaca al-quran kita juga mesti tahu dan belajar tentang makhraj agar pada saat membaca ayat al-quran kita tidak salah menyebut nya, semoga pembahasan ini dapat bermanfaat buat yang sedang mencari artikel ini.

ARTINYA:
DAN KAMI TELAH MENURUNKAN KITAB (AL-QURAN) KEPADAMU (MUHAMMAD) DENGAN MEMBAWA KEBENARAN, YANG MEMBENARKAN KITAB-KITAB YANG DITURUNKAN SEBELUMNYA DAN MENJAGANYA, MAKA PUTUSKANLAH PERKARA MEREKA MENURUT APA YANG DITURUNKAN ALLAH, DAN JANGANLAH ENGKAU MENGIKUTI KEINGINAN MEREKA DENGAN MENINGGALKAN KEBENARAN YANG TELAH DATANG KEPADAMU. UNTUK DISETIAP UMAT YANG DATANG KEPADAMU, KAMI BERIKAN ATURAN DAN JALAN YANG TERANG. KALAU ALLAH MENGHENDAKI, NISCAHYA KAMU DIJADIKANNYA SATU UMAT SAJA, TETAPI ALLAH HENDAK MENGUJI KAMU TERHADAP KARUNIA YANG TELAH DIBERIKANNYA KEPADAMU, MAKA BERLOMBA-LOMBALAH BERBUAT KEBAJIKAN. HANYA KEPADA ALLAH KAMU SEMUA KEMBALI, LALU DIBERITAHUKANNYA KEPADAMU TERHADAP APA YANG DAHULU KAMU PERSELISIHKAN.

HUKUM TAJWID SURAT AL-MAIDAH AYAT 48
1. Ikhfa
Kenapa disebut ikhfa? Karena nun mati bertemu dengan huruf zai (huruf ikhfa), dibaca dengan dengung.

2. Mad zaid munfasil
Yaitu mad thabi’i berada dalam satu kalimah berhadapan dengan hamzah yang ada di kalimah yang lain, dibaca panjang 2 sampai 5 harakat.

3. Alif elam qomariyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf kaf (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

4. Mad thabi’i
Yaitu ta bertemu dengan alif yang dibuang, baris yang vertikal di atas itu menunjukan adanya alif yang dibuang.

5. Alif elam qomariyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf ha (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

6. Idgham bilagunah
Yaitu tanwin bertemu dengan huruf idgham bilagunah (huruf lam dan ro), dibaca tidak memakai dengung ke hidung.

7. Mad thabi’i (mad asli)
Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah.

8. Alif elam qomariyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf kaf (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

9. Mad thabi’i
Yaitu ta bertemu dengan alif yang dibuang, tanda baris yang vertikal di atas itu menunjukan adanya alif yang dibuang.

10. Idzhar (idzhar halqi)
Yaitu tanwin bertemu dengan ain, penjelasannya yaitu nun mati atau tanwin dibaca dengan jelas suara “N” serta tidak memakai ghunah.

11. Ikhfa safawy
Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ba, dibaca ditahan serta dengung.

12. Ikhfa safawy
Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ba, dibacanya ditahan serta dengung.

13. Mad zaid munfasil
Yaitu mad thabi’i berada dalam satu kalimah berhadapan dengan hamzah yang ada di kalimah yang lain, dibaca panjang 2 sampai 5 harakat.

14. Tafhim
Yaitu lafadz allah di dahului oleh baris fatah, dibacanya tebal.

15. Mad thabi’i
Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah.

16. Mad wajib mutasil
Yaitu mad thabi’i berhadapan dengan hamzah dalam satu kalimat, dibacanya panjang 5 harakat.

17. Idzhar
Yaitu mim mati bertemu dengan ain, dibacanya jelas tidak makai dengung.

18. Idgham ma’al ghunah (wajib ghunah, ghunag musyadad.
Yaitu mim bertasydid harus dibaca ghunah (dengung ke hidung).

19. Mad thabi’i
Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah.

20. Mad wajib mutasil
Yaitu mad thabi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat, dibaca panjang 5 harakat.

21. Alif elam qomariyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf ha (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

22. Qal qalah qubro
Yaitu huruf qalqalah yang berada di akhir kalimat serta diwaqafkan (diberhentikan).

23. Tanda waqaf
Lebih baik waqaf daripada washol (lebih baik berhenti daripada lanjut).

24. Ikhfa
Yaitu tanwin bertemu dengan huruf jim (huruf ikhfa), dibaca dengan dengung.

25. Mad thabi’i
Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah.

26. Ikhfa
Yaitu nun mati bertemu dengan huruf kaf (huruf ikhfa), dibaca dengan dengung.

27. Hukum ro
Yaitu ro hukunya tarqiq karena sebelumnya ada huruf yang berbaris kasrah, dibaca tipis.

28. Idgham bigunah
Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau, cara membacanya memakai ghunah (mendengung ke hidung).

29. Idzhar halqi
Yaitu nun mati bertemu dengan HA (huruf idzhar), dibaca dengan jelas suara “N” serta tidak memakai ghunah.

30. Mad thabi’i
Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah, cara bacanya panjang 2 harakat.

31. Mad iwad
Yaitu tanwin jabar diwaqafkan, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat.

32. Tanda waqaf
Yaitu Al waqfu aula, lebih baik waqaf daripada washal.

33. Mad wajib mutashil
Yaitu mad thabi’i berhadapan dengan hamzah dalam satu kalimat, dibacanya panjang 5 harakat.

34. Tafhim
Yaitu lafadz allah sebelumnya ada baris fatah, dibacanya tebal.

35. Idzhar
Yaitu mim mati bertemu dengan hamzah, dibacanya dengan jelas tidak makai dengung.

36. Idgham ma’al ghunah / wajib ghunah / ghunah musadad
Yaitu mim bertasdid, dibacanya ditahan dengan dengung.

37. Idgham bigunah
Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau (huruf idgham bigunah), cara membacanya memakai ghunah (mendengung ke hidung).

38. Mad thabi’i
Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah, cara bacanya panjang 2 harakat.

39. Idgham bigunah
Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau (huruf idgham bigunah), cara membacanya memakai ghunah (mendengung ke hidung).

40. Mad thabi’i
Lam bertemu dengan alif yang dibuang, tanda baris fatah yang vertikal itu menandakan adanya alif yang dibuang.

41. Idgham bilaghunah
Yaitu nun mati bertemu dengan huruf lam, dibaca tidak memakai dengung ke hidung.

42. Qalqalah sugra
Yaitu huruf qalqalah BA berbaris sukun, cara membacanya dipantulkan.

43. Idzhar safawy
Yaiu mim mati bertemu dengan huruf fa, cara bacanya bibir harus mingkem.

44. Mad thabi’i (mad asli)
Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah, dibacanya panjang 2 harakat.

45. Mad zaid munfasil
Yaitu mad thabi’i berada dalam satu kalimah berhadapan dengan hamzah yang ada di kalimah yang lain, dibaca panjang 2 sampai 5 harakat.

46. Mad badal
Yaitu mad yang huruf pertamanya hamzah yang memakai tanda MAD vertikal (berdiri), atau horizontal (tertidur), atau berbaris dhomah terbalik, kadang-kadang tidak berbaris vertikal atau horizontal, dan baris vertikal atau horizontal atau dhamah terbalik itu jadi pengganti dari hamzah, panjangnya 2 harakat.

47. Mad thabi’i
Yaitu ta bertemu dengan alif yang dibuang, tada fatah vertikal itu menunjukan adanya alif yang dibuang.

48. Idzhar safawy
Yaitu mim mati bertemu dengan huruf fa, cara membacanya bibir harus mingkem.

49. Alif elam qomariyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf qomariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

50. Mad ariddisuqun
Yaitu mad thabi’i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, dibaca panjang 2 sampai 6 harkat.

51. Waqaf
Alwaqfu aula, lebih baik berhenti daripada lanjut.

52. Tafhim
Yaitu lafadz allah sebelumnya ada huruf yang berbaris fatah, dibacanya tebal.

53. Hukum ro (dibaca tafhim)
Yaitu ro mati sebelumnya ada baris fatah, dibacanya tebal.

54. Idzhar
Yaitu mim mati bertemu dengan jim, dibacanya dengan jelas tidak makai dengung.

55. Mad thabi’i (mad asli)
Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah, dibacanya panjang 2 harakat.

56. Ikhfa
Yaitu tanwim bertemu dengan huruf fa, dibaca dengan dengung.

57. Ikhfa safawy
Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ba, dibacanya ditahan serta dengung.

58. Mad thabi’i (mad asli)
Yaitu alif mati sebelumnya ada baris fatah, dibacanya panjang 2 harakat.

59. Ikhfa
Yaitu nun mati bertemu dengan huruf ta , dibaca ditahan serta dengung.

60. Idzhar safawy
Yaitu mim mati bertemu dengan huruf fa, cara membacanya bibir harus mingkem.

61. Mad thabi’i (mad asli)
Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah, dibacanya panjang 2 harakat.

62. Mad ariddisuqun
Yaitu mad thabi’i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, dibaca panjang 2 sampai 6 harkat.

PENJELASAN:
1. Alif elam syamsiah
Mengapa disebut alif elam syamsiah? Karena alif elam syamsiah itu artinya matahari, karena alif elam dibacanya tidak jelas malah menghilang, yang terdengar hanya huruf syamsiahnya saja yang ada didepannya, itu tidak ada bedanya seperti kita melihat matahari, bentuk matahari terlihat tidak jelas, yang terlihat hanya cahayanya saja karena silau, Huruf-huruf dari alif elam syamsiah:

2. Alif elam komariah
Kenapa disebut alif elam komariyyah? Karena komariyah artinya bulan, dibacanya alif elam itu jelas suara ‘L’ seperti kita melihat bulan, bentuknya bulan terlihat jelas, Berikut adalah Huruf-huruf dari alif elam Qomariyah:

Nah itulah pembahasan tentang hukum tajwid surat al-maidah ayat 48, mudah-mudahan dengan adanya artikel ini akan memudahkan bagi kalian yang sedang belajar ilmu tajwid, oh ia jika teman-teman berminat untuk belajar ilmu tajwid lebih lengkap lagi silahkan kunjungi laman berikut Belajar hukum tajwid, disana dibahas tuntas seluruhnya tentang ilmu tajwid.

Hukum Tajwid Surat An-Nisa ayat 59 Beserta Penjelasannya

Artikel kali ini akan membahas tuntas tentang Hukum tajwid surat an-nisa ayat 59, didalam surat ini terdapat 35 hukum tajwid yang harus difahami agar benar pada saat membacanya, nah dalam artikel ini pula akan dijelaskan penjelasannya termasuk hukum tajwid dari setiap huruf, kemungkinan dalam penjelasan nanti akan ada hukum yang berulang contohnya seperti mad thabi’i dan yang lainnya karena akan banyak sekali persamaan dalam setiap kalimat, dengan adanya pembahasan ini mudah-mudahan teman-teman dapat dengan mudah mempelajari ilmu tajwid sehingga dapat membaca ayat al-quran dengan sangat fasih.

Sebenarnya tentang materi hukum tajwid ini saya sudah membuat artikelnya yang saya satukan dalam satu pembahasan, jadi dalam artikel tersebut dikhususkan untuk belajar ilmu tajwid, jadi tidak satuan per huruf seperti ini, karena akan sangat sulit sekali untuk memahaminya, jika berminat untuk belajar ilmu hukum tajwid silahkan kunjungi laman tersebut.

Nah berikut ini adalah hukum tajwid yang ada pada surat an-nisa ayat 59, semoga teman-teman dapat dengan mudah memahami apa yang saya jelaskan disini ya, karena dalam study kasus belajar ilmu tajwid itu butuh kesabaran dan ketelatenan, berikut pembahasannya kita simak bersama-sama.

ARTINYA:
WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN! TA’ATILAH ALLAH DAN TA’ATILAH RASUL (MUHAMMAD), DAN ULIL AMRI (PEMEGANG KEKUASAAN) DIANTARA KAMU. KEMUDIAN, JIKA KAMU BERBEDA PENDAPAT TENTANG SESUATU, MAKA KEMBALIKANLAH KEPADA ALLAH (AL-QURAN) DAN RASUL (SUNNAHNYA), JIKA KAMU BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI KEMUDIAN. YANG DEMIKIAN ITU, LEBIH UTAMA (BAGIMU) DAN LEBIH BAIK AKIBATNYA.

HUKUM TAJWID SURAT ANNISA AYAT 59
1. Mad jaid munfasil
Kenapa disebut mad jaid munfasil? Karena mad thabi’i berada dalam satu kalimah menghadapi hamzah yang ada di kalimat lain, panjangnya 2 harkat sampai 5 harakat.

2. Alif lam syamsiah
Alasannya adalah: karena alif elam bertemu dengan huruf syamsiah cara membacanya alif elam di masukan ke huruf syamsiah (dimasukan).

3. Mad thabi’i
Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat.

4. Mad badal
Yaitu mad yang huruf pertamanya hamzah yang memakai tanda MAD vertikal (berdiri), atau horizontal (tertidur), atau berbaris dhomah terbalik, kadang-kadang tidak berbaris vertikal atau horizontal, dan baris vertikal atau horizontal atau dhamah terbalik itu jadi pengganti dari hamzah, panjangnya 2 harakat.

5. Mad jaid munfasil
Yaitu mad thabi’i berada dalam satu kalimah menghadapi hamzah yang ada di kalimat lain, panjangnya 2 harkat sampai 5 harakat.

6. Mad thabi’i
Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat.

7. Lafadz allah
Hukumnya lafadz allah dibaca tafhim karena sebelumbya ada baris dhamah.

8. Mad thabi’i
Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat.

9. Alif lam syamsiah
Alasannya adalah: karena alif elam bertemu dengan huruf syamsiah cara membacanya alif elam di idghamkan ke huruf syamsiah.

10. Mad thabi’i
Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat.

11. Alif elam komariyyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf komariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

12. Idzhar syafawy
Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ra, penjelasannya mim mati dibaca idzhar syafawiy jika mim mati bertemu huruf ra.

13. Ikhfa
Yaitu nun mati bertemu huruf kaf, dibaca dengung, cara membacanya yaitu suara nun mati atau tanwin di baca samar antara “N” dan suara huruf yang ada di depannya.

14. Terdapat waqaf jim
Artinya boleh wakaf (berhenti), boleh washal (lanjut).

15. Ikhfa
Yaitu nun mati bertemu dengan ta, dibaca dengung.

16. Mad thabi”i
Yaitu mad thabi’i, karena hamzah mati sesudah huruf yang berbaris fatah, panjang dibacanya yaitu 2 harakat.

17. Idzhar syafawy
Yaitu mim mati bertemu dengan huruf fa, penjelasannya mim mati dibaca idzhar syafawy jika mim mati bertemu huruf fa.

18. Mad thabi’i
Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat.

19. Ikhfa
Yaitu tanwin bertemu dengan huruf fa, dibaca ditahan dengan dengung.

20. Mad thabi’i
Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat.

21. Lafadz allah
Yaitu lafadz allah di baca tafhim karena sebelumnya ada baris fatah dan tafhim artinya tebal.

22. Alif elam syamsiah
Alasannya karena alif elam bertemu dengan huruf syamsiah cara membacanya alif elam di masukan ke huruf syamsiah.

23. Mad thabi’i
Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat.

24. Ikhfa
Yaitu nun mati betemu dengan huruf kaf, cara membacanya yaitu dibaca dengan dengung.

25. Ikhfa
Yaitu nun mati betemu dengan huruf ta, cara membacanya yaitu dibaca dengan dengung.

26. Idzhar
Di baca idzhar (jelas), yaitu mim mati bertemu dengan huruf ta.

27. Mad thabi’i
Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat.

28. Lafadz allah
Lafadz allah dibaca tarqiq karena sebelumnya ada baris kasrah, tarqiq dibaca tipis.

29. Alif elam komariyyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf komariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

30. Alif elam komariyyah
Yaitu alif elam bertemu dengan huruf komariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas).

31. Mad badal
Yaitu mad yang huruf pertamanya hamzah yang memakai tanda MAD vertikal (berdiri), atau horizontal (tertidur), atau berbaris dhomah terbalik, kadang-kadang tidak berbaris vertikal atau horizontal, dan baris vertikal atau horizontal atau dhamah terbalik itu jadi pengganti dari hamzah, panjangnya 2 harakat.

32. Waqaf Qaf elam ya
Yaitu Alwaqfu aula, artinya lebih baik waqaf (berhenti), daripada wasal (lanjut).

33. Mad thabi’i
Yaitu dzal bertemu dengan alif yang dibuang, tanda fatah yang vertikal (berdiri) itu menunjukan adanya alif, panjangnya 2 harakat.

34. Idgham bigunah
Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau, cara membacanya idgham memakai ghunah (mendengung ke hidung), penjelasannya suara nun mati atau tanwin menghilang dimasukan kepada huruf yang ada di depannya (huruf idgham).

35. Mad thabi’i
Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat.

36. Mad iwad
Yaitu kalimat yang di beri baris tanwin fatah di waqafkan, panjangnya 2 harakat.

37. Ain
Tanda ruku akhir surat.

PENJELASAN:
1. Alif elam syamsiah
Mengapa disebut alif elam syamsiah? Karena alif elam syamsiah itu artinya matahari, sebab alif elam dibacanya tidak jelas malah menghilang, yang terdengar hanya huruf syamsiahnya saja yang ada didepannya, itu tidak ada bedanya seperti kita melihat matahari, bentuk matahari tidak jelas kelihatannya, yang kelihatan hanya cahayanya saja karena silau, berikut ini adalah huruf dari alif elam syamsiah:

2. Alif elam komariah
Kenapa disebut alif elam komariyyah? Karena komariyah artinya bulan, dibacanya alif elam itu jelas suara “L” seperti kita melihat bulan, bentuknya bulan terlihat jelas.

Nah itulah pembahasan tentang hukum tajwid dari surat an-nisa ayat 59, semoga teman-teman dapat memahaminya ya, jika teman-teman merasa masih ada yang bingung tentang mempelajari hukum tajwid ini silahkan bertanya kepada kami, atau teman-teman mau belajar hukum tajwid secara keseluruhan silahakan kunjungi tautan berikut, di halaman tersebut sudah kami terangkan hukum tajwidnya lengkap dengan sangat jelas.

Arti Syafakillah Dan Syafakallah Lengkap Penjelasan Ilmu Tata Bahasa Arab

Selamat datang di blog kajian muslim, blog yang membahas seputar agama islam, pada kesempatan kali ini kami akan menuliskan sebuah pembahasan tentang Arti syafakillah dan syafakallah dan juga menurut ilmu tata bahasa arabnya, dan sebenarnya yang kami bahas disini bukan hanya syafakillah dan syafakallah saja, tetapi kami juga akan membahas ucapan yang lainnya, tanpa panjang lebar berikut adalah arti dari syafakillah dan syafakallah dibawah ini.

Syafakillah, Syafakallah, Syafakumullah, Syafakunnallah, Syafahullah, Syafahallah, Syafahumullah,Syafahunallah
Syafakillah – Syafakallah

Penjelasan syafakillah dan syafakallah yaitu perkataan bahasa arab yang ditunjukan untuk mendoakan orang-orang yang sedang sakit, terus bagai mana perbedaan dua kalimat tersebut?

Sebenarnya dua kalimat itu tujuannya sama yaitu untuk mendoakan orang yang sedang sakit, yang berbeda hanya cara membacanya saja bagai mana orang yang di doakannya, kalau yang di doakan itu adalah seorang perempuan maka yang dipakai adalah kalimat syafakillah, huruf kaf yang ada di akhir kalimat syafakillah menurut tata bahasa arab (ilmu shorof) itu menunjukan mufrodah muanasah mukhotobah, yaitu mendoakan seorang perempuan yang artinya: “Semoga Allah menyembuhkanmu” (Perempuan).

Sedangkan lafadz syafakallah huruf kaf yang ada di akhir kalimat syafakallah menurut tata bahasa arab (ilmu shorof) itu menunjukan mufrod muzakar mukhotob, yaitu mendoakan seorang laki-laki yang artinya: “semoga allah menyembuhkanmu” (laki-laki).

Kalimat syafakillah dan syafakallah menurut ilmu nahwu (ilmu dalam tata bahasa arab) yaitu lafadz syafa dari lafadz syafakillah itu disebut fi’il madhi, dan kafnya dari kalimat syafakillah itu adalah isim dhamir mutashil mabni kasrah mahal nashab jadi maf’ul (yang di dahulukan), lafadz Allah dari kalimat syafakillah menjadi fa’il dari lafadz syafa, jumlah dari fi’il dan fa’il itu menjadi jumlah doaiyah, jumlah antara fi’il dan fa’il itu tidak ada mahalnya (tidak ada tempat barisnya) yaitu menjadi jumlah doaiyah.

Kemudian lafadz dari kalimat syafakallah itu menjadi fi’il madhi dan kaf nya dari kalimat syafakallah itu adalah isim dhamir mutashil mabni fatah mahal nashab, jadi maf’ul muqodam (maf’ul yang didahulukan), lafadz Allah dari kalimat syafakallah itu jadi fa’il lafadz syafa, jumlah dari fi’il dan fa’il itu menjadi jumlah doaiyah, jumlah antara fi’il dan fa’il itu tidak ada mahal nashab (tidak ada tempat barisnya) yaitu menjadi jumlah doaiyah.

Berikut ini arti dari beberapa ungkapan dalam bahasa arab sesuai ilmu tata bahasa arab (ilmu nawhu).

1. شَفَا كِ الله
(Syafakillah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepadamu (perempuan).
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (كِ) isim dhamir mutashil mukhotob mabni kasrah mahal nashab jadi maf’ul bih, (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

2. شَفَا كَ الله
(Syafakallah): semoga allah memberikan kesembuhan kepadamu (laki-laki)
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (كَ) isim dhamir mutashil mukhotob mabni fatah mahal nashab menjadi maf’ul bih, (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

3. شَفَا كُمُ الله
(Syafakumullah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepada kalian (laki-laki).
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (كُ) isim dhamir mutashil jama mudzakar mukhotobin mabni dhamah mahal nashab menjadi maf’ul bih, (مُ) alamat jama (ciri jama), (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

4. شَفَا كُنَّ الله
(Syafakunnallah): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kalian (Perempuan).
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (كُ) isim dhamir mutashil jama inas mukhootobah mabni dhamah mahal nashab menjadi maf’ul bih, (نَّ) alamat jama miswah (ciri jama muanas), (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

5. شَفَا هُ الله
(Syafahullah): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadaya (laki-laki).
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (هُ) isim dhamir mutashil mudzakar ghaib mabni dhamah mahal nashab menjadi maf’ul bih, (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

6. شَفَا هَا الله
(Syafahallah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepadanya (Perempuan).
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (هَا) isim dhamir mutashil muanasah ghaibah mabni sukun mahal nashab menjadi maf’ul bih, (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

7. شَفَا هُمُ الله
(Syafahumullah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepada mereka (laki-laki).
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (هُ) isim dhamir mutashil jama mudzakar ghaibah mabni dhamah mahal nashab menjadi maf’ul bih, (مُ) alamat jama (ciri jama), (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

8. شَفَا هُنَّ الله
(Syafahunallah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepada mereka (perempuan)
Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi’il madhi, (هُ) isim dhamir mutashil jama inas ghaibat mabni dhamah mahal nashab menjadi maf’ul bih, (نَّ) alamat jama miswah (ciri jama muanas), (الله) jadi fa’ilnya lafadz syafa, jumlah fi’il dan fai’il menjadi doa iyah.

Kita harus bersyukur Sebagai umat islam karena segala perbuatan yang baik yang kita lakukan itu ada fahalanya, termasuk menjenguk orang sakit atau mengiringi jenajah ke pemakaman karena nabi telah bersabda:

ARTINYA: Jenguklah orang yang sakit dan iringilah jenazah, karena perbuatan tersebut itu mengingatkan kalian terhadap akhirat.

Berikut ini hadits-hadits fadilah menjenguk orang sakit.

1. HADITS PERTAMA
ARTINYA: Orang yang menjenguk terhadap orang sakit itu sama dengan jalan-jalan di taman surga, sampai orang itu kembali.

2. HADITS KE DUA
ARTINYA: Menjenguk orang sakit (di hari pertama mulai sakit) itu hukumnya wajib dan sesudahnya (setelah lewat dari hari pertama) itu hukumnya sunah.

3. HADITS KE TIGA
ARTINYA: Tidak wajib menjenguk orang yang sakit keculi sesudah lewat tiga hari.

4. HADITS KE EMPAT
ARTINYA:
Siapa yang menjenguk orang sholeh yang sakit maka keluar serta orang itu tujuh puluh malaikat (mengiringi orang yang mau menjenguk) , dan memintakan ampunan para malaikat kepada orang itu, dan keluar orang itu bersama para malaikat dari rumah orang yang sakit, dan sepulangnya menjenguk dari rumah orang sakit para malaikat mengiringi orang itu sampai masuk kerumahnya.

5. HADITS KE LIMA

ARTINYA: Siapa orang yang menjenguk orang sakit maka tidak henti-hentinya dia berada di taman-taman surga.

6. HADITS KE ENAM
ARTINYA: Orang yang menjenguk terhadap orang yang sakit itu sama dengan berenang-renang didalam rahmat allah swt, dan jika duduk di dekat orang yang sakit maka itu sama dengan tenggelam (dipenuhi) dengan rahmat allah.

ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT
Islam itu ya’lu wala yu’la alaih yaitu tidak ada yang lebih sempurna dari agama islam, karena segala sesuatunya ada aturannya, diantaranya menjenguk orang sakit itu ada aturnnya (ada adab-adabnya), adab menjenguk orang yang sakit itu jangan terlalu lama karena nabi bersabda:

ARTINYA: Waktu menjenguk orang sakit itu kira-kira antara 2 kali memeras air susu unta.

Kemudian hadits yang berkaitan dengan menjenguk orang sakit yaitu adalah sabda nabi shalalahu alaihi wasalam.

ARTINYA: Kesempurnaan menjenguk orang sakit itu adalah mengusap wajah orang yang sakit atau tangannya, dan bertanya “Bagai aman keadaanmu?”.

Jika kita sakit bagai mana cara mengsikapinya?
Tentu sebagai orang yang beriman kita harus bersabar karena segala sesuatu yang menimpa kita baik ataupun buruk itu adalah ujian dari allah subhanahuwata ala, sebagai mana firman allah dalam surat al anbiya ayat 35 yang bunyinya:

ARTINYA:
SETIAP YANG BERNYAWA AKAN MERASAKAN MATI. KAMI AKAN MENGUJI KAMU DENGAN KEBURUKAN DAN KEBAIKAN SEBAGAI COBAAN. DAN KAMU AKAN DIKEMBALIKAN HANYA KEPADA KAMI.

Terkadang sesuatu yang kita anggap buruk belum tentu menurut allah itu buruk, dan terkadang segala sesuatu yang kita anggap baik belum tentu menurut allah itu baik, sebagai mana firman allah dalam al-quran surat al-baqarah ayat 216 yang berbunyi:

ARTINYA:
DIWAJIBKAN ATAS KAMU BERPERANG, PADAHAL ITU TIDAK MENYENANGKAN BAGIMU. TETAPI BOLEH JADI KAMU TIDAK MENYENANGI SESUATU, PADAHAL ITU BAIK BAGIMU, DAN BOLEH JADI KAMU MENYUKAI SESUATU, PADAHAL ITU TIDAK BAIK BAGIMU. ALLAH MENGETAHUI, SEDANGKAN KAMU TIDAK MENGETAHUI.

Sabar itu maknanya luas, bukan hanya sabar dalam ditima musibah saja diantaranya sabar dalam beribadah, sabar dalam menjauhi perintahnya, sabar menjauhi larangannya, dan sabar dam menjalani rumah tangga, kalau kita bersabar dan lulus dalam menghadapi ujian itu tentu fahalanya sangat besar sebagai mana firman allah dalam al-quran surat az-zumar ayat 10 ber bunyi:

ARTINYA:
KATAKANLAH (MUHAMMAD), “WAHAI HAMBA-HAMBAKU YANG BERIMAN! BERTAQWALAH KEPADA TUHANMU.” BAGI ORANG-ORANG YANG BERBUAT BAIK DI DUNIA INI AKAN MEMPEROLEH KEBAIKAN. DAN BUMI ALLAH ITU LUAS. HANYA ORANG-ORANG YANG BERSABARLAH YANG DISEMPURNAKAN PAHALANYA TANPA BATAS.

Dan orang yang sabar itu ketika ditimpa musibah dia selalu mengucapkan inalilahi waina ilaihi rojiun, sebagai mana firman allah dalam al-quran surat al baqarah ayat 156-157 yang berbunyi:

ARTINYA:
156). (YAITU) ORANG-ORANG YANG APABILA DITIMPA MUSIBAH, MEREKA BERKATA “INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI’UN” (SESUNGGUHNYA KAMI MILIK ALLAH DAN KEPADANYALAH KAMI KEMBALI. 157). MEREKA ITULAH YANG MEMPEROLEH AMPUNAN DALAM RAHMAT DARI TUHANNYA, DAN MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG MENDAPAT PETUNJUK.

HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SABAR

1. HADITS PERTAMA
Artinya: Jika sabar itu disamakan dengan seorang laki-laki maka sudah pasti laki-laki itu seorang yang mulia.

2. HADITS KE DUA
Artinya: Sabar itu satu wasiat dari beberapa wasiat allah ta’ala dibuminya allah, siapa yang menjaga wasiat itu maka selamatlah dia, dan siapa yang menyia-nyiakan wasiat itu maka celakalah dia.

3. HADITS KE TIGA
Artinya: Allah telah menurunkan wahyu kepada nabi musa bin imran alaihimas salam: “Wahai musa! siapa yang tidak ridha terhadap ketentuanku dan tidak sabar terhadap cobaan dariku dan tidak sukur terhadap beberapa nikmatu, maka keluarlah di antara bumiku dan langitku dan carilah tuhan selain aku.

4. HADITS KE EMPAT
Artinya: Sabar satu jam itu lebih baik dari dunia dan isinya.

5. HADITS KE LIMA
Artinya: Sabar itu terbagi empat bagian 1). sabar terhadap beberapa yang dipardu kan 2). sabar saat ditimpa musibah 3). sabar terhadap cancian orang lain 4). sabar terhadap kepakiran. Maka sabar terhadap beberapa keparduan itu taufik dan sabar terhadap musibah itu diberi pahala, dan sabar terhadap cacian manusia itu dicintai dan sabar terhadap kepakiran itu keridhoan allah ta’ala.

6. HADITS KE ENAM
Artinya: Jika seorang hamba di timpa musibah dari badannya atau hartanya atau anaknya kemudian dia sabar dalam menghadapi musibah itu maka di hari kiamah allam malu untuk menimbang amalnya dia dan membuka bukunya dia.

Nah itulah pembahasan kita kali ini yang dimulai dari Arti syafakillah, lalu hadits menjenguk orang sakit, kemudian dalil tentang sabar untuk menyikapi ketika kita jatuh sakit, adab dan kesabaran, mudah-mudahan artikel ini dapat menjelaskan apa yang sedang teman-teman cari, dan silahkan bagikan jika menurut teman-teman artikel ini bermanfaat.

Hadits Arbain Ke 28 Wasiat Rasulullah Kepada Para Sahabat (Nasihat)

Hadits arbain ke 28 menjelaskan tentang nasihat rasulullah shalalahu alaihi wasalam kepada para sahabat untuk selalu menjalankan sunah dan bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala, nasihat yang terkandung dalam hadit ini membuat hati para sahabat bergetar sampai-sampai para sahabat mengira bahwa ini adalah nasihat perpisahan, para sahabatpun meminta untuk di wasiati oleh rasulullah pada kala itu.

Begitu antusiasnya para sahabat untuk meminta nasihat dan ilmu kepada rasulullah shalalahu alaihi wasalam, ini membuktikan bahwa para sahabat sangat bersungguh-sungguh dalam hal ketaqwaan, tidak boleh ada yang terlewatkan sampai-sampai semua sabda rasulullah di buku kan agar para penerus agama islam tidak kehilangan pengetahuan yang sangat penting, dan alhamdulillah sampai saatnya sekarang kita dapat mempelajarinya.

Kepada teman-teman baca juga artikel hadits arbain ke 27 ya, yang membahas tentang perbedaan kebaikan dan dosa, semoga bermanfaat buat teman-teman, dan mudah-mudahan artikel yang ada di blog ini juga dapat bermanfaat untuk para pembaca yang kebetulan mampir ke blog ini, nah berikut ini adalah penjelasan tentang hadits arbain yang ke 27.

HADITS ARBAIN KE 28
ARTINYA:
Dari abu najih al iryadi bin syariah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shalalahu alaihi wasalam memberi kami nasihat yang membuat hatikami bergetar, dan membuat air mata kami berlinang, maka kami berkata wahai rasulullah seakan-akan ini nasihat perpisahan maka wasiatilah kami. Beliau (Rasulullah) berkata: Aku wasiatkan kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azzawajalla, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak maka sesungguhnya di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perbedaan pendapat, maka hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran para khalifah-khalifah yang empat yang pada pintar, yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (Genggamlah dengan kuat) dengan graham dan hendaklah kalian menghindari perkara yang di ada-adakan maka sesungguhnya semua perkara bid’ah itu adalah sesat, yang meriwayatkan hadits di atas yaitu abu daud dan tirmidzi di berkata hadits hasan shahih.

PENJELASAN:
Dlam hadits di atas disebutkan bahwa para sahabat telah mendengan sabda dari rasulullah sampai sampai hati mereka bergetar dan membuat mereka menangis, nasihat yang diberikan rasulullah pada kala itu sangat dalam dan penuh makna, rasulullah bersabda untuk menyuruh mereka bertaqwa kepada Allah Azzawajalla, taqwa sendiri mengandung arti, taqwa adalah amal perbuatan yang melakukan ketaatan kepada Allah subhana huwata’ala atas perintah yang telah ditetapkan sebagai mana yang terkandung dalam Al Quran dan hadits.

Seseorang belum bisa disebut bertaqwa jika dalam hidupnya masih melakukan perbuatan maksiat dan mempunyai sifat syirik, apalagi sampai tidak melaksanakan perintah-perintah yang telah ditetapkan dalam Al Quran dan hadits.

Baca Juga : Doa Setelah Sholat

Patuhlan kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak, dalam sabda rasulullah ini menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang jujur dan adil tidaklah mesti dari golongan orang kaya atau keturunan dari seorang bangsawan, karena pada dasarnya semua manusia dilahirkan dalam keadaan yang sama.

Banyaknya perbedaan pendapat dimasa sekarang ini sudah Rasulullah terangkan dalam sabdanya dulu, jika dipirkan berapa tahun dari jaman nya rasulullah ke jaman kita sekarang, tapi rasulullah sudah mengetahui apa yang akan terjadi, perbedaan pendapat sudah menjadi hal yang umum dijaman sekarang ini, perbedaan pendapat dalam hal agama bukan berarti tidak menghargai pendapat orang lain, rasulullah sudah menerangkan jika kita berada pada kehidupan yang begitu banyak sekali perbedaan pendapat maka kita harus berpegang teguh kepada ajaran rasulullah shalalahu alaihi wasalam dan ajaran para khalifah yang empat.

Nah teman teman mungki dalam hadits arbain ke 28 ini hanya inisaja yang dapat saya jelaskan, silahkan share kepada teman-teman dan keluarga jika menurut kalian artikel tentang hadits arbain ini bermanfaat, jangan lupa subscribe juga blog ini ya untuk mendapatkan notifikasi tentang update terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 27 Perbedaan Kebaikan Dan Dosa

Hadits arbain ke 27 menjelaskan perbedaan antara kebaikan dan dosa, dalam hadits ini terdapat dua riwayat, yang pertama riwayat dari nawwas bin sam’an radhiallahu anhu dan riwayat yang kedua dari wabisoh bin ma’bad radhiallaahu anhu, kedua riwayat ini menjelaskan tentang perbedaan kebaikan dan dosa, namun walaupun dalam dua riwayat yang berbeda tetap memiliki arti yang sama, riwayat yang pertama rasulullah menafsirkan dengan sabdanya sendiri, namun pada riwayat yang kedua rasulullah meminta kepada orang yang bertanya untuk meminta pendapat kepada diri sendiri dengan memberikan penjelasan bahwa kebaikan itu adalah apa yang menbuat jiwa dan hati merasa tenang.

Nah kepada teman-teman silahkan baca juga hadits arbain sebelumnya yaitu hadits arbain ke 26 yang menjelaskan tentang segala perbuatan baik itu adalah shodakoh, nah untuk hadits arbain ke 27 berikut haditsnya dibawah ini.

HADITS ARBAIN KE 27
ARTINYA:
Diriwayatkan dari nawas bin sam’an radhiallahu anhu dari nabi shalalahualaihi wasalam beliau bersabda: kebaikan itu adalah budi pekerti yang baik, dan dosa itu adalah apa yang terasa menggangu jiwamu, dan engkau tidak suka jika dilihat oleh manusia, yang meriwayatkan hadits diatas adalah imam muslim. Dan diriwayatkan dari wabisoh bin ma’bad radhiallahu anhu, dia berkata saya mendatangi rasulullah saw maka beliau bersabda: apakah kamu datang untuk menanyakan kebaikan? Saya menjawab: ia. Beliau bersabda: mintalah pendapat pada hatimu, kebaikan itu adalah apa yang membuat jiwa dan hati menjadi tenang karenanya, dan dosa itu adalah apa yang terasa menggangu jiwamu dan yang membuat kamu ragu-ragu didalam dada, dan mereka membenarkannya, hadits nya hadits hasan. Yang meriwayatkan hadits di atas dalam dua sanad dua imam yaitu imam ahmad bin hambal dan imam dalimi dengan isnad hasan.

PENJELASAN:
Kebaikan itu adalah budi pekerti yang baik, kebaikan itu tentu terkait dengan prilaku seseorang yang ber akhlak baik, menolong sesama dengan penuh kesadaran, siapapun orang yang melakukan kebaikan tentu dalam hati dan jiwanya akan dipenuhi dengan rasa ketenangan.

Berbeda dengan dsoa, jika seseorang melakukan kesalahan tentu itu adalah sebuah permasalahan yang akan menggangu jiwa, tidak tenangnya hati dan perasaan karena merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan, rasa bersalah yang amat dalam akan menimbulkan rasa keraguan yang amat tinggi, dan juga akan menimbulkan ketidak fokusan kedalam hal lain, hidupnya akan dipenuhi dengan rasa bersalah dan akan mendapatkan tekanan cukup besar dari permasalahan yang ia lakukan, ini adalah sesuatu hal yang normal yang di alami oleh seseorang yang sadar (Tidak Gila), namun karena dirinya mengetahui mana hal yang benar dan mana hal yang salah, sebagai orang yang normal jika dia melakukan dosa tentu dia akan mengalami hal-hal yang sudah disebutkan di atas.

Nah teman-teman, dalam hadits ini mungkin hanya itu yang dapat saya jelaskan, semoga penjelasannya dapat mudah dimengerti, jika teman-teman merasa artikel ini bermanfaat silahkan bagikan artikel ini kepada teman-teman, keluarga, saudara dan yang lainnya, jangan lupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan info terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 26 Segala Perbuatan Baik Itu Adalah Shedekah

Hadits arbain ke 26 membahas tentang perbuatan baik yang dilakukan oleh anggota tubuh yang dicatat sebagai shodakoh, pembahasan hadits arbain ke 26 ini masih terkait dengan hadits arbain sebelumnya, yaitu hadits arbain ke 25 yang membahas tentang shodakoh tidak mesti dengan harta, dalam penjelasan hadits kali ini akan dijelaskan perinciannya tentang perbuatan shodakoh dengan cara membatu orang, melerai pertikaian dan yang lainnya.

Jika teman-teman berkenan silahkan baca juga hadits arbain ke 25 sebelumnya untuk memperjelas dalam pembahasan hadits ke 26 ini, karena ini pembahasannya masih tersambung jadi tidak bisa hanya dengan memahami satu hadits saja.

HADITS ARBAIN KE 26

LATINNYA:
AN ABII HURAIRATA RODHIALLAAHU ANHU QOOLA QOOLA ROSUULULLAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALLAM KULLU SULAAMAA MINNAA SI ‘ALAIHI SHODAQOTUNG KULLA YAUMING TATHILU’U FIIHISY SYAMSU TA’DILU BAINA ATSNAINI SHODAQOTUW WATU ‘IINUR ROJULAFII DABBATIHII FATAHMILUHU ‘ALAIHAA AWTARFA’U LAHU ALAIHAA MATA ‘AHU SHODAQOTUN WALKALIMATUTH THOYYIBATU SHODAQOTUW WABIKULLI KHOTHWATIT TAMSYIIHAA ILASH SHOLAATI SHODAQOTUW WATUMIITHUL ADZAA ‘ANITHRIIQI SHODAQOTUN, ROWAAHULBUKHARARIYYU WAMUSLIM.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu huraiah radhialahu anhu dia berkata setiap anggota tubuh manusia akan melakukan sedekah, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap 2 orang (Orang yang bertikai) adalah shodakoh, dan engkau menolong seseorang yang berkendaraan Lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau mengangkat barangnya adalah shodakoh, dan setiap ucapan yang baik adalah shodakoh dan setiap langkah menuju sholat adalah shodakoh, dan membuang gangguan dari jalan adalah shodakoh. Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam bukhari dan imam muslim.

PENJELASAN:
Setiap anggota tubuh manusia akan melakukan sedekah, sebagai mana yang telah abu hurairah ra sebutkan dalam hadits di atas, anggota tubuh akan melakukan sedekah baik itu disengaja maupun tidak disengaja karena ketidak tahuan, sedekah dengan disengaja yaitu iklas membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan dan kita tahu bahwa membantu orang lain itu adalah sedekah, sebaliknya sedekah karena ketidak tahuan kita tentang perbuatan yang ternyata itu termasuk kedalam perbuatan sedekah, contohnya berdzikir, membaca tahmid, berjalan ke masjid untuk melakukan ibadah shalat, ternyata selain mendapatkan fahala dengan membacanya bacaan itu ternyata itu juga termasuk kepada perbuatan sedekah.

Baca Juga : Doa Qunut

Melerai 2 orang yang sedang bertengkar dengan berlaku adil ini juga termasuk kepada perbuatan sedekah, menyelesaikan pertikaian mereka dengan memandang permasalahan dari keduabelah pihak, lalu memutuskan siapa yang salah dan siapa yang benar kemudian memutuskan untuk menemukan jalan keluar terbaik agar dari kedua belah pihak tidaka ada yang merasa dirugikan.

Setiap ucapan yang baik adalah shodakoh, bertuturkata dalam sebuah percakapan baik itu dalam pembicaraan perseorangan ataupun dalam pembicaraan khalayak orang ramai, berkata sopan kepada mereka dan bercakap yang baik-baik itu juga merupakan perbuatan shodakoh.

Nah mungkin dalam penjelasan hadits kali ini saya cukupkan sampai disini, mudah-mudahan penjelasan tentang hadits arbain ke 26 ini dapat mudah dimengerti oleh teman-teman, janganlupa untuk membagikan artikel ini kepada teman, sahabat, keluarga dan yang lainnya agar mereka juga tahu tentang perbuatan-perbuatan apa saja yang dicatat sebagai perbuatan shodakoh, jangan lupa subscribe juga blog ini ya untuk mendapatkan info terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 25 Sedekah Tidaklah Harus Dengan Harta Kitab Arbain

Hadits arbain ke 25 Menjelaskan tentang sabda rasulullah bahwa sedekah tidak harus dengan harta, ada banyak sekali cara bersedekah, rasulullah shalalahu alaihi wasalam telah memberitahukan kepada para sahabat bahwa disetiap takbir itu merupakan sedekah, disetiap tahmid merupakan sedekah, disetiap tahlil, disetiap amal maruf nahi anil mungkar, disetiap kemaluan itu merupakan sedekah, itulah hal yang telah rasulullah sampaikan kepada para sahabat, dan alhamdulillah bisa sampai kepada kita lewat hadits ini.

Sesungguhnya tanpa sadar dan tidak terasa kita selalu melakukan sedekah ketika membaca tahmid, takbir, tahlil, amal maruf nahi anil mungkar, disetiap kita merasakan malu ternyata itu sudah merupakan sedekah, hanya saja tidak terasa dan karena tidak tahunya akan pengetahuan ini, dengan membaca hadits ini tentunya kita sekarang dapat mengetahui bahwa hampir disetiap perbuatan baik yang kita lakukan merupakan sedekah.

Namun untuk lebih jelasnya tentang pembahasan hadits arbain ke 25 ini mari kita baca bersama-sama haditnya dibawah ini, akan tetapi alangkah baiknya jika teman-teman berkenan silahkan baca terlebih dahulu hadits arbain ke 24 sebelunya yang menjelaskan larangan berbuat dzalim, untuk hadits arbain ke 25 berikut di bawah ini.

HADITS ARBAIN KE 25

LATINNYA:
AN ABII DZARRIR RODHIALLAAHU ANHU AYDHON ANNA UNAA SAM MIN ASH HABI ROSUULILLAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM QOOLUU LINNABIYYI SHALALAHU ALAIHI WASALAM YAAROSUULALLAAHI DZAHABA AHLUDDUTSUU RIBIL UJUURIYUSHOLLUUNA KAMAA NUSHOLLII WAYASHUUMUUNA KAMAA NASHUUMU WAYATASHODDA QUU NABIFUDHUULI AMWAALIHIM QOOLA AWALAISA QOD JA’ALALLAAHU LAKUM MAATASHODDAQUU NA INNABIKULLI TASBIIHATING SHODAQOTAW WAKULLI TAKBIIROTING SHODAQOTAW WAKULLI TAHMIIDATING SHODAQOTAW WAKULITAHLIILATING SHODAQOTAW WA A’RIB BILMA’RUUFI SHODAQOTANW WANAHYIN ‘AM MUNGKARISH SHODAQOTAW WAFII BUDH’I AHADIKUM SHODAQOTANG QOOLUU YAAROSUULALLAAHI AYA TII AHADUNAA SYAH WATAHU WAYAKUUNULAHU FIIHAA AJRUNG QOOLA ARO AITUM LAU WADHO’AHAAFIIHAROOMING KAANA ‘ALAIHI WIZRUNG FAKADZAALIKA IDZAA WADHO’AHAA FIILHALALI KAANALAHU AJRUN ROWAAHU MUSLIM.

ARTINYA:
Dari abu dzar Radhialahu Anhu sesungguhnya orng-orang dari sahabat rasuullah shalalahu alaihi wasalam berkata kepada nabi shalalahu alaihi wasalam : Wahai rasulullah orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak mereka shalat sebagai mana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagai mana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka, nabi besabda: bukankah Allah telah menjadikan jalan bagi kalian untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tasbih merupakan sedekah dan setiap takbir merupakan sedekah, dan setiap tahmid merupakan sedekah, dan setiap tahlil merupakan sedekah, dan setiap amal maruf dan nahi anil mungkar merupakan sedekah, dan setiap kemaluan kalian merupaka sedekah, mereka bertanya wahai rasulullah apakah dikatakan berpahala seandainya seseorang dari kami menyalurkan shahwatnya? Nabi bersabda: bagai mana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, apakah baginya dosa? Maka demikianlah halnya jika hal tersebut disalurkan di jalan yang halal maka baginya mendapatkan pahala. Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam muslim.

PENJELASAN:
Ada seseorang sahabat yang faqir bertanya kepada rasulullah tentang keadaanya yang tidak seperti orang kaya yang selalu dapat mengeluarkan sedekah dengan sebagian hartanya, namun rasulullah berkata lain, bahwa orang faqir juga dapat melakukan sedekah, rasulullah shalalahu alaihi wasalam berkata bahwa disetiap kita membaca tasbih itu sudah merupakan sedekah, jika ada di antara kalian yang menucapkan kata subhannallaah itu juga sudah merupakan sedekah, dan jika kita mengucapkan Allaahuakbar itu juga termasuk kepada sedekah, jika kita mengucapkan Alhamdulillah, lailahaillallaah itu juga sudah merupakan sedekah.

Jika kita menyuruh seseorang untuk melakukan amal kebaikan itu juga sudah termasuk kepada sedekah, dan melarang orang-orang yang mau berbuat kemungkaran itu juga sudah termasuk kepada sedekah.

Dan barang siapa yang menyalurkan shahwatnya kepada istrinya itu juga sudah termasuk sedekah, ini adalah sedekah yang dapat dilakukan oleh orang faqir sesuai dengan sabdanya rasulullah, maka jika kita tidak sanggup bersedekah dengan harta lakukanlah sesuai apa yang sudah rasulullah sabdakan lewat hadits ini, yang dapat bersedekah tidaklah selalu orang yang punya harta, yang dapat bersedekah bukan hanya orang kaya saja.

Sesunggunya banyak sekali orang-orang yang tidak tahu akan adanya hadits ini, maka bagi mereka yang tidak tahu dengan hadits ini mereka tanpa sadar sudah melakukan sedekah disetiap kali mereka membaca apa yang sudah dijelaskan di atas, lalu bagai mana dengan kita yang sudah membaca hadits ini? untuk kita yang sudah tahu maka perbanyaklah membaca apa-apa saja yang sudah dijelaskan di atas dan melakukan perbuatan yang dapat dinilai sebagai sedekah.

Silahkan bagikan artikel ini kepada teman, kerabat, keluarga agar mereka juga tahu tentang adanya hadits ini, mugnkin dalam menerangkan hadits arbain ke 25 ini hanya sampai disini, akhir kata saya ucapkan wasalam.

Hadits Arbain Ke 24 Larangan Berbuat Dzalim Kitab Arbain An Nawawiyah

Hadits arbain ke 24 menjelaskan tentang larangan berbuat dzalim, Allah ta’ala melarang keras tentang perbuatan dzalim ini, Allah ta’ala telah memberikan petunjuk kepada umat manusia yang dalam kesesatan dengan memberikannya hidayah, maka bagi orang-orang yang merasa dirinya tidak berada pada jalan yang benar, jalannya Allah, mintalah hidayah kepadanya dan niscahya allah akan memberikan hidayahnya kepadamu, karena sudah menjadi janji Allah bahwa akan memberikan hidayah kepada orang-orang yang tersesat dan kepada orang-orang yang meminta hidayah kepadanya.

Kepada teman-teman sebelum masuk ke pembahasan hadits alangkah baik nya jika teman-teman membaca dulu artikel Hadits arbain ke 23 sebelumnya yang membahas tentang bersuci, shalat, sedekah, dan sabar.

Nah untuk hadits arbain ke 24 sangat panjang jika teman-teman mau menghafal hadits ini sepertinya akan memakan banyak waktu, tapi jika tekad sudah bulat walaupun haditsnya cukup panjang bukanlah halangan untuk tidak menghafalnya, berikut ini mari kita fahami dan ketahui dulu tentang hadits arbain ke 24 di bawah ini.

HADITS ARBAIN KE 24

LATINNYA:
AN ABII DZARRIL GHIFAARIYYI RODHIALLAAHU ANHU ‘ANINNABIYYI SHALALAHU ALAIHI WASALAM FIIMAA YAR WIIHI ‘ADZ DZAWAJALLA ANNAHU QOOLA YAA ‘IBAADII INNI HARROMTUDZ DZULMA ‘ALAANAFSII WAJA ‘ALTUHU BAUNAKUN UHARROMAN FALAA TADZ DZOLAMUU YAA ‘IBADII KULLUKUM DHOOLLUN ILLAMAN HADAITUHU FAASTAHIDUU NII AHDIKUM YAA ‘IBAADIIKULLUKUM JA I ‘UN ILLAAMAN ATH ‘AMTUHU FASTATH ‘IMUU NII UTH ‘IMKUM YAA ‘IBAADIIKULLUKUM ‘AARIN ILAMAN KASAUTUSAWTUHU FASTAKSUU NII AKSUKUM YAA IBAADII INNAKUM TUKH THI UUNABIILLAILI WANNAHAARI WA ANAA AGHFIRUDZ DZUNUUBA JAMII’AN FASTAGHFIRU NII AGHFIRLAKUM YAA ‘IBAADII INNAKUM LANTABLUGHUU DHURRII FATADHURRUU NII WALAN TABLAGHUU NAF’II FATANGFA’UUNIIYAA ‘IBAADIILAU ANNA AWWALAKUM WA AAKHIROKUM WAINNASAKUM WAJINNAKUM KAANUU ALAA ATQOO QOLBIROJULIW WAAHIDIM MINGKUM MAA DZAA DADZAALIKA FII MULKII SYAIAN YAA ‘IBAADII LAU ANNA AWWALAKUM WA AAKHIIROKUM WA INGSAKUM WAJINNAKUM KAANUU ‘ALAA AFJARI QOLBI ROJULIWW WAHIDIM MINGKUM MAA NAQOSHO DZAALIKA MIM ULKII SYAI AY YAA’IBADII LAU ANNA AWWALAKUM WA AAKHIROKUM WA INGSAKUM WAJINNAKUM QOOMUU FII SHO’IIDIN WA HIDING FASA ALUUNII FA A’THOITUKULLA WAAHIDIM MAS ALATAHU MAA NAQOSHO DZAALIKA MIMMAA ‘INGDII ILLAKAMAA YANGQUSHULMIKHTATHU ADZA UD KHILALBAHROYAA ‘IBADII INNAMAA HIYA A’MALUKUM UHSHIIHAA LAKUM TSUMMA UUFIIKUM IYYAAHAA FAMAW WAJADAKHOIRON FALYAHMADILLAAHA WAMAW WAJADA GHOIRO DZAALIKA FALA YALUU MANNA ILLA NAFSAHU ROWAAHU MUSLIM.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu dzarr al-ghifari radiallahu anhu dari Nabi Shalalahu Alaihi Wasalam meriwayatkan dari Rab nya Azza wajalla: Allah berfirman wahai hambaku sesungguhnya aku mengharamkan kedzoliman atas diriku (Dzatku), dan aku telah menetapkan haramnya kedzoliman diantara kalian, maka jangan saling mendzolimi kalian.

Wahai hambaku semua kalian dalam kesesatan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya hidayah, maka minta hidayahah kalian kepadaku, niscahya aku akan memberikan kalian hidayah.

Wahai hambaku semua kalian kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka minta makanan kalian kepadaku, niscahya aku akan memberikan kalian makanan.

Wahai hambaku semua kalian telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepdanya pakaian, maka mintalah pakaian kalian kepadaku, niscahya aku akan memberikan pakaian.

Wahai hambaku sesungguhnya kalian telah melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan aku mengampuni semua dosa, maka minta ampun kalian kepadaku, niscahya aku akan memberikan kalian ampunan.

Wahai hambaku sesungguhnya tidak ada ke mudharatan yang akan dapat kalian lakukan kepadaku sebagai mana kalian tidak akan dapat memberikan manfaat kepadaku.

Wahai hambaku sesungguhnya jika orang pertama dari kalian sampai orang terakhir dari golongan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertaqwa diantara kalian, niscahya hal tersebut tidak akan menambah kerajaanku (kekuasaanku) sedikitpun.

Wahai hambaku sesungguhnya jika orang pertama dari kalian sampai orang terakhir dari golongan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan durhaka diantara kalian niscahya hal tersebut tidak akan mengurangi kerajaanku sedikitpun juga.

Wahai hambaku sesungguhnya jika orang pertama dari kalian dan orang terakhir dari golongan manusia dan jin semuanya berdiri disebuah bukit mereka minta kepadaku setiap orang yang minta aku penuhi, niscahya hal tersebut tidak akan mengurangi apa yang ada padaku kecuali bagaikan mencelupkan jarum ditengah lautan.

Wahai hambaku sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan lalu aku membalasnya, maka siapa yang menemukan kebaikan niscahya bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain kebaikan maka jangan dicela kecuali mencela dirinya.
Yang meriwayatkan hadits diatas adalam Imam Muslim.

PENJELASAN:
1. Tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, hanya Allah yang mampu memberikan pertolongan tanpa meminta imbalan sedikitpun dari umat manusia, dan hanya Allah tuhan dari semesta alam yang bisa menyadarkan manusia yang berada pada jalan kesesatan untuk dapat kembali kejalan yang benar.

2. Tidak ada tuhan selain Allah, Allah dapat memberikan ampunan kepada umat manusia yang berbuat kesalahan, maka tidak kah kalian malu dengan kasih sayang yang allah berikan kepada kalian.

3. Allah telah memerintahkan kepada umat manusia untuk meminta petunjuk kepadanya, tak ada petunjuk yang lebih benar kecuali meminta petunjuk kepada Allah Swt.

4. Semua makhluk termasuk manusia sangat bergantung kepada Allah dalam mendapatkan kebaikan dan agar terhindar dari keburukan, baik itu perkara di dunia maupun perkara di akhirat nanti dan ketahuilah sesungguhnya amal perbuatan umat manusia semuanya diperhitungkan dan Allah membalasnya sebagai mana yang telah disebutkan dalam hadits arbain ke 24 di atas.

Nah teman-teman mungkin hanya itu yang dapat saya bagikan dalam hadits arbain ke 24 ini, silahkan bagikan hadits arbain ini kepada teman kerabat dan keluarga jika menurut teman-teman hadits ini bermanfaat, janganlupa subscribe juga blog ini agar mendapatkan info terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 23 Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar Dan Al-Quran

Hadits arbain ke 23 memberitahukan sabda rasulullah tentang bersuci, shalat , sedekah, sabar, mengkaji, memahami dan menghafal Al-Quran, periwayat hadits ini tak lain adalah imam muslim dan kemudian hadits ini dirangkum oleh imam nawawi sebagai salah satu hadits shahih dalam kitab nya yang berjudul kitab arbain an nawawi, maka dari itu patutlah kita bersyukur dengan adanya mereka sehingga kita saat ini bisa mempelajari sabda-sabda rasulullah shalalahu alaihi wasalam.

Kalo dipikir lagi berapa lama jarak dari jamannya rasulullah ke jaman kita sekarang ini, sangat jauh sekali, mengingat bagai mana para imam ini membukukan hadits-hadits di saat tidak adanya teknologi canggih seperti sekarang ini, tapi mereka tetap melakukannya agar hadits-hadits ini bisa tersampaikan kepada kita melalui tulisan.

Kepada teman-teman jangan lupa baca juga artikel sebelumnya ya yang membahas tentang bagaimana jalan untuk masuk surganya allah di hadits arbain yang ke 22, nah berikut ini adalah hadits arbain ke 23, mari kita simak haditsnya bersama-sama dibawah ini.

HADITS ARBAIN KE 23

LATINNYA:
AN ABII MAALIKIL HAARITSIBNI ‘AASHIMIL ASY ‘ARIYYI RODHIALLAAHU ANHU QOOLA QOOLA ROSUULILLAAHI SHALALAHUALAIHI WASALAM: THOHUURU SYUTHRUL IIMAANI WALHAMDULILLAAHI TAMLA ULMIIZAANA WASUBHAANALLAAHU WAL HAMDULILLAAHI TAMLA NI AAUTAM LAUMAA BAINAS SAMAA I WAL ARDHI WASH SHOLATUNUURUN WASH SHODAQOTUBURHAANUW WASH SHOBRU DHIYAA UW WALQUR ANU HUJJAITUL LAKA AW ‘ALAIKA KULLUNNAASI YAGHDUW FABAA I ‘UN NAFSAHU FAMU’TIQUHAA AW MUUBIQUHAA ROWAAHU MUSLIM.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu malik haris bin asim al as’ari Radhialaahu anhu dia berkata rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam dia bersabda: bersuci itu sebagian dari iman dan lafadz Alhamdulillah itu akan memenuhi timbangan, dan lafadz subhananllaah beserta Alhamdulillah itu akan memenuhi antar langit dan bumi, shalat itu adalah cahaya, dan shodakoh itu adalah bukti, dan sabar itu adalah terang, dan Quran dapat menjadi saksi yang akan meringankanmu atau yang akan memberatkanmu semua manusia berangkat menjual dirinya maka ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan siksaan), atau ada juga yang menghancurkan dirinya. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam muslim.

PENJELASAN:
Bersuci itu sebagian dari iman, ada banyak sekali tentang definisi bersuci ini, bisa bersuci dengan cara berwudhu atau menyucikan diri dengan cara menjauhi seluruh larangan Allah, menjauhi hal-hal perbuatan dosa, maksiat dan yang lainnya yang menyebabkan kotornya diri karena melakukan hal-hal tersebut.

Lafadz alhamdulillah itu akan memenuhi timbangan, disaat kita dihisab dari amal perbuatan kita di yaumil akhir nanti, insya allah jika orang yang suka membaca bacaan Alhamdulilah timbangan amalnya akan diberatkan oleh lafadz alhamdulillah ini, maka sering-seringlah membacanya, disaat kita selesai melakukan sesuatu, baca Allahmdulillah, selesai makan, baca Alhamdulillah, selesai minum baca Alhamdulillah, bersyukur karena telah mencapai pencapaian yang di inginkan baca ALhamdulillah.

Lafadz subhanallah beserta Alhamdulillah akan memenuhi langit dan bumi, sering-seringlah membaca kedua kalimat tersebut, bertasbih dan bertahmid memang sudah seharusnya kita lakukan sebagai makhluk ciptaan Allah Swt.

Shalat itu adalah cahaya, melaksanakan shalat sebagai mana mestinya, jangan biarkan hati dan fikiran dipenuhi dengan kegelapan, terangilah hati dan fikiran kalian oleh cahaya, dengan melakukan shalat maka fikiran dan hati kalian akan diterangi oleh cahaya, begitupula dengan fisik tubuh kita terutama wajah akan penuh dengan cahaya, dan cahaya inipula yang akan menyinari kita di akhirat nanti.

Sedekah itu adalah bukti dari keimanannya seseorang, tidak peduli dia orang kaya atau orang miskin, menyedekahkan sebagaian harta kita untuk membantu orang yang lebih membutuhkan sudah semestinya kita lakukan..

Sabar itu adalah terang, Allah bersama dengan orang yang sabar, maka sejatinya kita harus menerapkan sifat sabar dalam diri kita, dalam hal apapun itu, selalu sabarlah dalam menghadapinya, maka disaat kita selalu bersabar, jalan terang akan menerangi kita disaat kita sedang kesulitan.

Al-Quran bisa menjadi saksi yang akan meringankan kita di akhirat nanti, namun bsa juga al-quran ini akan memberatkanmu di akhirat nanti, Al-Quran akan meringankan kita jika kita mengkaji, memahami dan merenungkan Al-Quran, membenarkan Al-Quran, Menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, namun apabila kita bertolak belakang dengan perkara di atas maka Al-Quran akan menuntut kita di hari kiamah nanti, Naudzubillahimindzalik

Kepada teman-teman mungkin hanya itu saja yang dapat saya sampaikan dalam penjelasan hadits arbain ke 23 ini, silahkan bagikan artikel ini jika bermanfaat, janganlupa subscribe juga blog ini, kolom subcribe ada di bawah artikel ini, sampai jumpa di artikel selanjutya.