Hadits Arbain Ke 18 Kebaikan Dapat Menghapus Keburukan Riwayat Imam Tirmidzi

Hadits arbain ke 18 adalah hadits yang menjelaskan tentang sabda rasulullah yang mengajak umatnya untuk bertaqwa kepada Allah Swt ketika mereka berada dimanapun, dengan cara mengerjakan seluruh perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya, kata yang singkat namun padat, ini adalah undang-undang yang telah Allah buat sebagai syarat untuk umat manusia jikalau mau memasuki surganya Allah, hanya terdapat beberapa kata saja bukan.

Akan tetapi dalam kata mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya itu didalamnya terdapat furuq (Cabang), jika dijelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh allah terbagi dan terbagi hingga menjadikan hukum yang sangat ketat dan sangat jelas, hukum kepada sesuatu yang telah dihalalkan dan diharamkan tidaklah sedikit, semuanya sudah di atur oleh Allah Swt.

Sebenarnya dalam hukum ini Allah memberitahukan kepada kita bahwa hal-hal yang telah diharamkan adalah sesuatu yang akan berdampak tidak baik jika kita lakukan, begitu pula sebaliknya terhadap hal yang sudah dihalalkan, dibolehkan, jika kita melakukannya tentu akan ada manfaatnya, dan segala ketentuan yang telah Allah perintahkan kepada umat manusia, jika kita melakukan semua itu dan menurutinya tentu kita akan mendapatkan balasan syurga yang telah Allah janjikan.

HADITS ARBAIN KE 18

LATINNYA:
AN ABII DZARRIJ JUNDUBIBNI JUNAADATA WAABII ABDIRROHMAANI MU’AADZIBNI JABALIR RODHIALLAAHU ANHUMAA ARROSUULILLAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM QOOLAT TAQILLAAHA HAITSUMAA KUNGTA WA ATBI’IS SAYYIATAL HASANATA TAMHUHAA WAKHOOLIQINNAA SA BIKHULUQIN HASAN, ROWAAHUT TIRMIDZIYYU WAQOOLA HADIITSU HASANUW WAFIIBA’DHINNUSAKHI HASANUSH SHOHIIH.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu dzalim jundub bin junadahdan abu abdirahman muadz bin jabal Radiallahu anhuma, dari Rasulullah Saw bersabda: bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan iringilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan budi perkerti yang baik. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam tirmidzi dan dia berkata haditsnya hadits hasan dan dalam setengah cetakan yaitu hadits hasan shahih.

PENJELASAN:
Bertaqwalah kepada Allah dengan cara menjauhi segala larangannya dan mengerjakan segala perintahnya dimanapun kita berada, kita jangan berfikir jikalau kita berada di tempat yang jauh dan tidak ada seorangpun yang melihat lantas kita berbuat hal yang telah dilarang oleh agama islam, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah maha melihat, maka janganlah sekali-kali kita berbuat hal yang seperti itu.

Iringilah keburukan dengan kebaikan, jika kita melakukan sebuah keburukan yang tidak disengaja maka iringilah dengan perbuatan baik yang dapat menghapusnya, karena sesungguhnya kebaikan itu dapat menhapus keburukan.

Pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik, bergaul dengan sesama teman dan orang lain dengan sopan dan santun akan membawa kebaikan pula kepada diri kita, dan juga tak sedikit dengan bergaul dan mempunyai banyak teman yang baik kita akan dengan sangat mudah untuk mendapatkan informasi, contohnya dalam hal pekerjaan, kita akan mudah mendapatkan pekerjaan karena kita telah mendapatkan informasi dari teman bahwa disana ada lowongan kerja, sehingga kita dapat sukses dalam waktu yang sangat muda.

Nah teman-teman untuk penjelasan artikel hadits arbain ke 18 ini mungkin saya cukupkan sampai disini, mohon maaf jika ada salah kata, jangan lupa baca juga artikel sebelumnya tentang hadits arbain ke 17 yang membahas tentang berbuat baik dalam segala urusan, silahkan bagikan artikel ini jika menurut teman-teman hadits ini bermanfaat, jangan lupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 17 Isi Pembahasan Berbuat Baik Dalam Segala Urusan

Assalamualaikum salam saya kepada pengunjung kajian muslim, pembahasan hadits arbain kali ini sudah sampai ke pembahasan hadits arbain ke 17. hadits arbain ke 17 ini membahas tentang berbuat baik dalam segala urusan, maka beruntunglah kita dilahirkan sebagai orang yang menganut agama islam dari sejak lahir, karena dalam agama ini kita semua di didik untuk berbuat baik dalam hal apapun.

Berbuat baik akan segala sesuatu adalah salahsatu hal yang di utamakan dalam islam, karena dapat berdampak baik juga dalam kehidupan bermasyarakat, tidak sampai disitu saja, berbuat baik pada saat mau menyembelih hewan juga telah di atur dalam agama islam seperti yang diterangkan dalam hadits arbain ke 17 ini, namun sebelum masuk ke pembahasan hadits jangan lupa baca juga artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain ke 16, nah berikut ini adalah pembahasan hadits ke 17.

LATINNYA:
AN ABII YA’LAA SYADDAADIBNI AWSIN RADHIALLAAHU ANHU ‘AR ROSUULILAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM QOOLA INNALLAAHA KATABAL IHSAANA ‘ALAAKULLI SYAI INGFAIDZAA QOTALTUM FA AHSINUL QITLATA WAINDZAA DZA BAHTUM FA AH SINUDZ DZIB JATAWAL YUHIDDA AHADUKUM SYAFROTAHU WALYURIH DZABIIHATAHU, ROWAAHUMUSLIM

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu ya’la sadad bin aos radiallahu anhu dari Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, jika kalian membunuh maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, dan jika kalian menyembelih maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, dan harus menajamkan pisaunya, dan harus menyenangkan hewan yang akan disembelih. Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam muslim.

PENJELASAN:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, apapun itu terutama dalam isi pembahasan tentang hadits ini yang membahas berbuat baik atas segala sesuatu.

jika kalian membunuh maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, yang dimaksud disini adalah membunuh ketika hendak menghakimi atau mengeksekusi orang dalam hukum Qishash, hukuman yang telah dijatuhkan kepada seorang pembunuh dalam islam, maka janganlah berbuat jahat kepada mereka ketika mereka hendak akan di eksekusi.

Jika kalian menyembelih maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, ini adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan dimana kita akan menyembelih hewan untuk dijadikan konsumsi baik itu untuk diri sendiri maupun untuk dikonsumsi khalayak ramai (keluarga/tetangga), ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyenangkannya ketika kita akan menyembelih hewan diantaranya adalah:

Tajamkan pisau yang akan digunakan untuk menyembelih hewan tersebut, agar ketika kita menyembelih leher hewan tersebut nanti pisaunya tidak tumpul, asahlah pisaunya sampai tajam, dengan begitu si hewan tidak akan terlalu merasakan sakit yang berkepanjangan, coba bayangkan jika pisau yang digunakan itu tumpul, mungkin akan membutuhkan waktu yang agak lama untuk dapat menyembelih leher hewan tersebut, dampak yang akan diterima hewan tersebut tidak lain adalah rasa sakit berkepanjangan.
Ketika kita sedang mengasah pisau yang akan digunakan untuk menyembelih hewan, janganlah kalian mengasah pisau didepan hewan yang akan disembelih, karena itu akan menakuti hewan tersebut, prilaku ini bukanlah prilaku baik jika kalian lakukan, walaupun itu hanya sekedar hewan, karena hewan pada hakikatnya juga punya pikiran.
Tidak boleh menyembelih hewan di depan hewan lainnya, mempertontonkan hal seperti ini kepada hewan lainnya baik itu dilakukan secara tidak disengaja apalagi disengaja, ini bukanlah prilaku yang baik karena hal seperti ini akan menakuti hewan lainnya.
Jika kita hendak menyembelih hewan, maka janganlah kalian membawanya lewat ke tempat pemotongannya, jauhkan hewan-hewan itu dari tempat pemotongan, dan ketika hendak di eksekusi barulah bawa satu persatu.

Nah itulah pembahasan tentang hadits arbain ke 17 semoga bermanfaat buat kalian, silahkan bagikan artikel ini jika menurut kalian bermanfaat, janganlupa subscibe juga blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, form subscribe terdapat dibawah artikel ini, mungkin hanya sampai disini pembahasannya, akhir kata saya ucapkan wasalam.

Hadits Arbain Ke 16 Jangan Marah Riwayat Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu

Pada kesempatan kali ini saya akan meneruskan pembahasan tentang hadits arbain yang ke 16, pembahasan tentang hadits arbain ini insya Allah akan saya selesaikan dengan meng update 1/1 di blog ini setiap harinya, namun tak terasa rasanya sekarang sudah memasuki artikel dari hadits arbain yang ke 16 ini, berarti sudah 16 hari pula kami memfokuskan untuk membahas tentang hadits ini, janganlupa juga kepada pengunjung untuk membaca artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain yang ke 15, hadits ke 15 membahas tentang akhlak seorang muslim.

Nah untuk hadits arbain ke 16 ini penjelasannya menjelaskan tentang sabda rasulullah kepada orang yang bertanya, rasulullah bersabda jangan marah, namun orang itu kukuh terus bertanya kepada rasulullah dengan pertanyaan yang sama, nah penasarankan seperti apa hadits nya, berikut ini adalah pembahasan tenang hadits arbain ke 16.

HADITS ARBAIN KE 16

LATINNYA:
AN ABII HURAIRATA RADHIALLAHU ANHU ANNARAJULAN QOOLA LINNABIYYI SHALALAHUALAIHI WASALAM AUSHINII QOOLA LATAGH DHOB FARODDADA MIRAA RAN QOOLA LATAGHDHOB ROWAAHULBUKHARII.

ARTINYA:
Dari abu hurairah Radhiallahu Anhu, sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shalalahu Alaihi Wasalam Nasihatilah saya, beliau bersabda: Jangan kau marah, Maka dia mengulangi hal tersebut berkali-kali, Beliau berkata jangan engkau marah. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah Imam Bukhari

PENJELASAN:
Nasihatilah saya, semua orang perlu dengan yang namanya nasihat, karena memang takbisa dipungkiri terkadang kita berjalan di jalan yang salah namun kita sendiri tidak menyadarinya, maka dari itu pentingnya sebuah nasihat dari orang lain, maka hendaklah kita menerima nasihat yang telah orang lain sampaikan kepada kita, hal yang lebih baik mungkin tidakperlu kita menunggu nasihat dari orang lain, lebih bagus jika kita meminta orang lain untuk menasihati kita, seperti isi dari pembicaraan orang yang ada di hadits diatas yang meminta nasihat langsung kepada rasulullah.

Jangan engkau marah, rasulullah menjawab pertanyaan orang itu dengan jawaban jangan marah, dan ketika orang itu bertanya kembali rasulullah saw menjawabnya lagi dengan pertanyaan yang sama, mungkin ucapan dari rasulullah ini untuk menguji kesabaran dan memperjelas jawaban dari apa yang ditanyakan orang itu, wallahualam,

Kemarahan, sesungguhnya kemarahan adalah suatu sifat yang dapat mendatangkan masalah baru, dampak negatif dan dampak buruk yang akan timbul tidaklah bagus, dampak negatif yang akan kita dapatkan adalah tidak harmonisnya ketika menjalani kehidupan bermasyarakat karena menurut penilaian mereka, masyarakat (Tetangga, sedulur, kerabat) kemarahan adalah sesuatu yang tidak baik, tentu saja menurut orang yang marah juga kemarahan itu tidak baik, tapi terkadang mereka tidak sadar kalau mereka itu sebenarnya sering marah-marah, maka dari itu nasihat itu sangat penting.

Dampak buruk yang akan di dapatkan sangatlah tidak bagus, ini berkaitan dengan diri kita, tubuh akan mudah dikendalikan oleh hawa nafsu, ketika hawa nafsu sudah menjalar, disitulah syetan akan masuk kedalam hati kita dan berbisik hal yang tidak baik sehingga tidak terkontrolnya organ tubuh yang lain terutama otak (brain), ketika otak sudah terkuasai maka ini akan berlanjut ke anggota tubuh yang lain seperti tangan yang akan mudah memukul oranglain, kaki yang akan mudah menendang orang, mulut yang akan berkata kasar, tidak teraturnya tempratur tubuh, emosi akan memuncak.

Coba pikirkan jika kita marah dengan kondisi seperti itu apakah masyarakat sekitar akan menyukai kita?. tentu saja tidak bukan! maka dari itu sangat pentingnya sebuah nasihat untuk kita, agar kita bisa mengkoreksi diri dan menjadikan diri ini lebih baik lagi menjadi seorang penyabar.

Nah teman-teman mungkin dalam update artikel ini hanya itu yang dapat saya sampaikan dalam penjelasan artikel kali ini, silahkan bagikan dan share artikel ini kepada teman dan kerabat dekat, janganlupa subscribe juga blog ini ya supaya bisa mendapatkan update artikel terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 15 Berkata Yang Baik Atau Diam Akhlak Seorang Muslim

Hadits arbain ke 15 – menerangkan tentang akhlak seorang muslim yang beriman dalam bertutur kata, jika dirinya benar-benar beriman kepada Allah Subhanahuata ala maka berkatalah yang baik atau diam, dalam pembahasan hadits arbain ke 15 ini juga menerangkan tentang memulyakan tentangga dan tamunya.

Hadits arbain ke 15 ini tak lain adalah untuk menunjukan seperti apa adab prilaku kita sebagai seorang muslim yang beriman dengan sungguh-sungguh, menjaga lisan, saat berbicara, penuh dengan sopan santun saat berbicara, dan yang lainnya,nah untuk mengetahui hadits dan penjelasannya berikut dibawah ini sudah kami persiapkan.

HADITS ARBAIN KE 15
LATINNYA:
AN ABII HURAIRATA RODHIALLAHU ANHU ANNA ROSUULALLAAHI SHALALAHUALAIHI WASALAM. QOOLA MANGKAANAYU MINU BILLAAHI WALYAUMIL AAKHIRI FAL YAQUL KHOIRON AWLIYASH MUTC WAMANGKAANA YU MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YUKRIM JAA ROHU WAMANGKANA YU MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YUKRIM DHOIFAHU, ROWAAHULBUKHOORIYYU WAMUSLIM

ARTINYA:
Dari abu hurairah radiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau diam dan barang siapa yang beriman kepada allah dan hari Akhir maka hendakah memulyakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah memulyakan tamunya, yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam bukhari dan imam muslim.

PENJELASAN:
Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah berbicara dengan kata-kata yang baik atau diam, dalam kata ini sopan satun dari seorang muslim yang beriman dengan tingkatan iman yang tinggi tentulah harus bertutur kata yang baik atau lebih memilih untuk diam.

Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah memulyakan tetangganya, dalam kehidupan sosial lihat lah disekeliling kita, ada begitu banyak orang (tetangga), yang dapat kita mulyakan, didunia ini kita tidaklah hidup sendirian, adakalanya kita membutuhkan bantuan mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dikerjakan sendiri, maka dari itu mulyakanlah mereka agar kehidupan kita dalam bermasyarakat dipenuhi dengan kebaikan, rukun dalam bertetangga, dan dapat di andalkan.

Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah memulyakan tamunya, kata ini tak lain menyuruh kita agar memulyakan seorang tamu yang berkunjung kepada kita, siapapun tamunya, jika perlu jamu lah tamu itu dengan makanan dan yang lainnya agar mereka senang dengan apa yang telah kita suguhkan kepada mereka, dengan begitu kita telah melaksanakan apa yang telah disebutkan dalam hadits arbain ke 15 ini.

Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 15 yang dapat kami sampaikan kepada kalian, semoga penjelasan artikel ini dapat bermanfaat untuk kalian, dan penjelasannya dapat mudah dimengerti, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat dan saudara lainnya, agar mereka tahu tentang hadits arbain ke 15 ini, jangan lupa subscribe blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, oh ia mengenai hadits arbain ini silahkan baca juga hadits arbain yang lainnya, jumlah dari hadits arbain ini seluruhnya terdapat 40 hadits.

Hadits Arbain Ke 14 Tidak Halalnya Darah Seorang Muslim

Hadits arbain ke 14 menjelaskan tentang tidak halanya darah seorang muslim kecuali jika mereka melakukan sebuah perkara yang tidak bolek dilakukan, lantas perkara apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim itu? nah mengenai hal ini akan kita bahas pada penjelasan hadits dibawah ini.

Untuk hadits arbain ke 14 penjelasanya akan sedikit panjang karena akan terkait dengan hadits yang lainnya, hadits yang menerangkan tentang Qisas, hudud, dan murtad, semua haditsnya yang kami ketahui akan kami tuliskan disini agar penjelasannya terjelaskan secara menyeluruh dan dapat dimengerti oleh kalian yang membaca artikel ini, nah berikut ini untuk pembahasan hadits yang utama mari kita mulai dengan hadits arbain ke 14 dibawah ini.

HADITS ARBAIN KE 14

LATINNYA:
ANIBNI MAS’UUDIR RODHIYALLAAHU ‘ANHU QOOLA QOOLA ROSUULULLAAHI SAW LAAYAHILLU DAMUMRI IMMUSLIMIN ILAABI IHDAA TSALATSI ATSYIBUZZAANII WANNAFSU BINNAFSI WATAARIKULIDIYNIHIL MAFARIQ LILJAMAA ‘ATI ROWAHULBUKHORIYYI WAMUSLIM.

ARTINYA:
Dari ibnu Mas’ud Radiallahu Anhu dia berkata Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam berkata: Tidak halal darahnya seorang muslim kecuali dengan salahsatu dari tiga perkara:
A. Seorang janda yang berzinah (Laki-laki dan perempuan yang sudah merasa menikah).
B. Badan diganti dengan badan lagi (Mateni).
C. Orang yang meninggalkan Agamanya yang memisahkan diri dari jemaah muslimin.
Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam Bukhari dan Imam Muslim.

PENJELASAN
Hadits arbain ke 14 menjelaskan betapa berharganya seorang islam yang taat, taat kepada hukuk islam yang sudah ditetapkan diantaranya seperti hadits di atas. seorang muslim yang baik selalu saling membatu (bergotong royong), menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan, saling menjaga satu samalain dari bahaya yang mungkin saja akan terjadi, tetapi jika salah satu diantara mereka ada yang melanggar hukum yang telah ditetapkan seperti hadits arbain ke 14 tersebut maka sebagai hukumannya mereka harus di adili dengan hukum yang telah ditetapkan.

1. Seorang janda yang berzinah, dalam hal ini adalah mereka yang sudah merasakan menikah baik itu laki-laki maupun perempuan, hukuman bagi mereka adalah hukum rajam (dilempari dengan batu sampai mati) sebagai mana dengan hadits yang telah disebutkan dibawah ini.

LATINNYA:
FAQOOLA ‘UMARU : INNALLAAHA NA ‘ATSA MUHAMMADAN BIL HAQQI WA ANGZALA ‘ALAIHIL KITAABA FAKAANA FIIHAA UNGZILA ‘ALAIHI AAYATURROJ MI QORO NAA HAAWAWA ‘AINAA HAAWA ‘AQOLNAA HAAFARO HABAMA ROSUULULLAAHI SHOLLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAMA WAROJAMNAA BA’DAHUFA AKHSYAA INTHOOLABINNAASI ZAMAANUYAQUULA QOO ILUM MAANAJIDURROJMAFII KITAABILLAAHI FAYADHILLUU BITARKI FARIIDHOTIN ANGZALAHALLAAHUWA INNARROJMA HAQQUNG FIIKITAABILLAAHI ‘ALAA MANGZANAA INDZAA AHSHONA MINARRIJAALI WANNISAA I IDZAAQOOMATIL BAYYINATU AWKAANAL HABALU AWIL I’TIROOF.

ARTINYA:
Telah berkata umar khalifah kedua dalam pidatonya dimuka umum, sesungguhnya allah telah mengutus muhammad dengan hak benar dan telah menurunkan kitab kepadanya, maka diantara ayat-ayat yang diturunkan itu ada ayat rajam . kami telah membaca, menjaga, dan menghafalkan ayat itu, Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam, telah merajam orang berzina, dan kami juga telah menjalankan hukum rajam, saya sesungguhnya amat takut dikemudian hari kalau-kalau orang akan mengatakan, rajam tidak ada dalam kitab Allah, maka dengan itu mereka sesat, meninggalkan kewajiban yang telah diturunkan allah. maka hukum rajam itu benar ada dalam kitab Allah atas orang yang berzina, laki-laki dan perempuan, apabila ia muhsan apabila ada saksi atas perbuatan itu, atau dia hamil, atau dia mengaku.

2. Nyawa diganti dengan nyawa, yang dimaksud dengan perkataan ini adalah membunuh orang yang tidak bersalah, ini adalah perkara yang sangat besar, dan dosanyapun sangat besar, ketika ada orang yang melanggar perbuatan ini maka mereka wajib diberi hukuman Qisas, karena hukumannya disetarakan dengan perbuatannya yang sangat keji tersebut, hukum ini dilakukan taklain untuk menjaga keselamatan dan ketentraman bagi orang lain (umum), Allah yang maha adil telah menetapkan hukuman yang setimpal sebagaimana firmannya dalam surat AN-NISA ayat 93 dan surat AL-BAQOROH ayat 178.

SURAT AN-NISA AYAT 93

LATINNYA:
WAMAY YAQTUL MU MINAMMUTA’AMMIDAN FAJAZAA UHU JAHANNAMU KHOLIDAN FIIHAA WAGHODHIBALLAAHU ‘ALAIHI WALA’ANAHU WA A’ADDALAHU ADZAABAN ‘ADZIIMAN.

ARTINYA:
Dan barang siapa yang menbunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam, kekal ia didalamnya, dan allah murka kepadanya, dan mengutuknya, serta menyediakan azab yang besar baginya.

SURAT AL-BAQOROH AYAT 178

LATINNYA:
YAAA AYYUHALLADZIINA AAMANUU KUTIBA ‘ALAIKUMUL QISHOOSHU FIL QOTCLAA.

ARTINYA:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh.

3. Murtad, artinya orang yang keluar dari agama, orang yang memisahkan diri dari jemaah muslimin, dalam kasus ini ada hukum yang sudah mengaturnya, hukum bagi orang murtad ini sudah ditetapkan oleh rasulullah, perintah ini sangat jelas bahwa rasulullah telah menetapkan hukuman ini sebagaimana dia mendapat wahyu dari Allah Swt untuk memateni orang yang telah keluar dari agama islam.

Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 14 yang dapat kami jelaskan pada halaman ini, semoga teman-teman yang membacanya dapat mengerti dengan apa yang telah kami terangkan, untuk pembahsannya saya cukupkan sampai disini, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat, keluarga agar mereka juga tahu tentang hadits arbain ke 14 ini, janganlupa subscribe juga ya blog ini untuk mendapatkan informasi terbaru tentang islam di blog ini.

Hadits Arbain Ke 13 Mencintai Saudaranya Seperti Mencintai Dirinya Sendiri

Hadits arbain ke 13 – pada kesempatan kali ini kita masih dalam pembahasan hadits arbain ke 13, dalam hadits ini menjelaskan tentang mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, sesama muslim tentulah harus saling menyayangi dalam hal agama, karena itu adalah cerminan diri bahwa seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri, menjauhkan rasa iri, kesal, dendam, dan buruk sangka adalah salahsatu hal utama agar kita sesama muslim tidak saling bermusuhan.

Dijaman sekarang kita banyak sekali menyaksikan hal-hal yang bertolak belakang dengan keterangan yang ada didalam hadits ini, permusuhan, dendam, iri hati dan masih banyak lagi yang menyebabkan tidak rukunnya suatu kelompok dalam masyarakat, hal seperti ini akan sangat berpengaruh sekali kepada iman, yang namanya iman itu dapat dikatakan mempunyai tingkatan, iman dapat bertambah dan berkurang dalam diri manusia, iman seseorang akan bertambah apabila ketaatannya kepada Allah dan rasulnya sudah ia jalankan namun iman seseorang juga dapat berkurang apabila seseorang tersebut mempunyai sifat-sifat yang sudah kami sebutkan di atas, dalam hal ini tentulah imannya akan berkurang seperti yang dijelaskan dalam hadits di bawah ini

HADITS ARBAIN KE 13

LATINNYA:
AN ABII HAMZATA ANASIBNI MAALIKIRRODHIYALLAHU ANHU KHOODIMI ROSUULILLAAHI SAW, ‘ANINNABIYYI SAW QOOLA LAYU MINU AHADUKUM HATTAA YUHIBALLI A KHIIHIMAA YUHIBBU LINAFSIHII ROWAAHUL BUKHOORIYYU WAMUSLIM.

ARTINYA:
Dari Abi Hamzah anas Bin Malik Radiallahu Anhu, Pembantu Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam dari nabi Saw bersabda: Tidak sempurna Iman seseorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya (Saudara seagama) seperti mencintai dirinya. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim.

PELAJARAN
Mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri dalam hal agama, ini sangat diperlukan karena kita sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat tidak akan bisa hidup seorang diri, terkadang kita memerlukan bantuan orang lain agar bisa menyelesaikan suatu perkara, maka dari itu cintailah saudara kalian seperti mencintai diri kalian sendiri.

Janganlah kalian putuskan tali silaturahmi dengan saudara, kenalan, sedulur dan yang lainnya karena itu akan membuat hancurnya rasa kasih, perkuatlah tali silaturahmi tersebut agar kita tetap rukun sesama keluarga, saudara, teman, kerabat dan sedulur yang lainnya.

Gunakanlah bahasa yang baku, sopan dan santun dalam menjalin komunikasi agar tidak timbul perkara yang dapat berujung rasa saling curiga.

Mendahulukan oranglain dalam urusan dunia adalah sesuatu yang baik dan terpuji, bahkan dalam agama kita agama islam hal tersebut disunahkan, maka berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan, karena hal itu akan membuat iman kita bertambah sempurna.

Dalam perkara ini sesungguhnya tak ada ruginya bagi dirikita untuk saling menyayangi sesama muslim, saling menyayangi dapat memperkuat tali persaudaraan seperti yang sudah disebutkan di atas, mungkin untuk hadits arbain ke 13 ini pembahasannya kami cukupkan sampai disini, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat jika menurut teman-teman artikel ini bermanfaat, jangan lupa subscribe blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru, oh ia baca juga hadits arbain sebelumnya ya, hadits arbain sebelumnya membahas tentang hal meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat.

Hadits Arbain Ke 12 Meninggalkan Perkara Yang Tidak Bermanfaat

Hadits arbain ke 12 menjelaskan tentang meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat, tak terasa penjelasan tentang hadits arbain ini sudah mencapai penjelasan hadits yang ke 12, dalam hadits ini kita akan di tuntun agar tidak melakukan hal yang tidak ada manfaatnya dalam agama islam, sebelum masuk ke pembahasan jangan lupa bacajuga artikel sebelumnya tentang hadits arbain ya, artikel sebelumnya membahas tentang perintah untuk meninggalkan hal yang meragukan dan mengerjakan hal yang diyakini, ok balik lagi ke pembahasan utama.

Apa sih perkara yang dimaksud tidak bermanfaat bagi islam? Hal yang tidak bermanfaat bagi islam adalah perkara yang tidak ada manfaatnya untuk diri sendiri, dunia, maupun akhirat, dalam kasus ini jika pandangan kita meyakini bahwa perkara yang akan dilakukan itu tidak bermanfaat sebaiknya kita berhenti dan tidak melakukannya, untuk lebih jelasnya berikut ini adalah hadits arbain ke 12.

HADITS ARBAIN KE 12

LATINNYA:
AN ABII HUROIROTA RODHIALLAHU ‘ANHU QOOLA QOOLA ROSULULLAAHI SAW MIN HUSNI ISLAAMIL MAR I TARKUHU MAALAA YA’NIIHI HADIITSUN HASAN. ROWAAHUTTIRMIDZIY YAWAGHOIRUHU HAAKADZAA.

ARTINYA:
Dari abu hurairah Radiallahu Anhu, dia berkata Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam berkata: Ciri dari orang yang islamnya baik yaitu meninggalkan perkara yang tidak ada faedahnya (Tidak ada manfaat). Ini adalah Hadits hasan Riwayat dari Imam Tirmidzi dan yang lainnya.

PELAJARAN
Ciri dari orang yang islamnya baik adalah ia selalu melaksanankan kewajiban sebagai orang muslim, dengan mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, ini adalah satu hal yang pasti jika mau menilai kebaikan dari seorang muslim.

Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat, seorang muslim yang baik tentu dia selalu meninggalkan perkara yang tidak ada faedahnya, dirinya selalu menyibukan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, beribadah, membantu orang, belajar dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat bagi dirinya, orang-orang disekitarnya, perkara dunia maupun akhirat.

TIPS
Bagai mana jika kita ingin menjadi seorang muslim yang baik, secara praktek tentu akan sangat sulit sekali terutama bagi orang-orang yang mulai menemukan dan menempuh jalan yang lurus (mendapat hidayah dari Allah), tips disini tidaklah ilmiah namun bagi teman-teman yang baru mendapatkan hidayah dari Allah, mungkin bisa mempraktekannya.

Lakukan apa yang diperintahkan oleh agama islam, Syahadat, Sholat, puasa, zakat, haji. hal yang sudah saya sebutkan itu adalah yang disebut dengan rukun islam, dalam prakteknya akan sangat sulit sekali bagi orang yang pertama melakukannya, akan tetapi lambat laun akan terbiasa, cobalah untuk bersabar dan terus melakukan apa yang diperintahkan, jika memang teman-teman tidak tau bagai mana melakoni ke lima rukun islam di atas, alangkah baiknya tema-teman menemui ustadz setempat, itu adalah langkah yang sangat baik sekali untuk memdapatkan pelajaran.

Menjauhi apa yang dilarang oleh agama islam, contohnya memakan makanan yang haram, menjahili orang, berbuat jahat, mencuri, riba, dan lain sebagainya, perkara yang dilarang oleh agama islam itu ada banyak sekali, jika teman-teman belum mengetahuinya silahkan pelajari perkara-perkara apa saja yang dilarang oleh agama islam.

Cobalah untuk membuat agenda aktivitas dimana hal yang akan kita lakukan dalam sehari tercatat, dalam istilah masa kini itu disebut dengan me manage waktu, catatlah aktivitas pada sebuah kertas, mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita, dunia dan akhirat, jauhi perkara yang tidak ada manfaatnya, sibukan diri dengan aktivitas agar kita bisa terjauh dari hal yang tidak ada manfaatnya tersebut.

Nah mungkin dalam hadits ini hanya ini yang dapat kami terangkan, silahkan bagikan artikel hadits arbain ke 12 ini jika menurut teman teman bermanfaat, janganlupa subscribe juga blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 11 Tinggalkan Yang Meragukan Dan Kerjakan Hal Yang Diyakini

Hadits Arbain – Tak terasa kita sudah memasuki pembahasan hadits arbain yang ke 11, hadits arbain ini penjelasannya sangat singkat namun mengandung makna yang sangat penting dalam islam, isi kandungannya adalah meninggalkan hal yang meragukan dan mengerjakan hal yang diyakini, sebenarnya penjelasan tentang syubhat (Ragu-ragu) sudah sedikit kita bahas pada hadits arbain ke 6, jika teman-teman penasaran silahkan baca hadits arbain ke 6.

Walaupun penjelasannya sangat singkat tidak menutup kemungkinan penjelasan haditsnya akan sedikit pula, dalam islam itu sering sekali ada keterkaitan, urayan furuq (Cabang) yang membuat penjelasan hadits ini terkait dengan hadits yang lainnya, nah untuk lebih jelasnya berikut haditsnya dibawah ini.

HADITS ARBAIN KE 11

LATINNYA:
AN ABII MUHAMMADIN HASANIBNI ALIYYINBI ABII THALIBIS SIBNTHI ROSUULILLAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM WAROIHAA NABIHII RODHIALLAHU ANHUMAA QOOLA HAFIDZTU MIRROSUULILLAAHI SHALALAHUALAIHI WASALAM DA’MAA YARIYBUKA ILAAMAA LAYARIYBUKA ROWAAHUT TIRMIDZIY YUWANNASA IYYUWAQOOLATTIRMIDZIY YUHADIYTSU HASANUSH SHOHIIH.

ARTINYA:
Dari abu muhammad hasan bin ali bin abi tholib, cucu Rasulullah Saw dan kesayangannya Radiallahu Anhuma, dia berkata: Aku telah hafal sebuah hadits dari Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam: Tinggalkan apa yang membuat kamu ragu dan kerjakan hal apa yang tidak membuatmu ragu. Yang meriwayatkan hadits ini adalah imam Tirmidzi dan Nasa’i dan Imam Tirmidzi berkata hadits di atas adalah hadits hasan shahih.

PENJELASAN
Tinggalkan hal yang meragukan, hal yang meragukan itu sangat banyak sekali, walaupun dalam islam, banyak sekali hal-hal yang tidak ada penjelasannya dalam hukum ataupun dalam Riwayat, seperti contoh makanan: Belalang dan hal lainya yang tidak ada penjelasan atas halal, haramnya hal tersebut, dalam hal ini akan sangat berat sekali untuk membuat keputusan dikarenakan tidak adanya penjelasan tetang hal tersebut, disinilah akan timbul keraguan bagi kita, lanjut ke pembahasan hadits arbain ke 11, jika memang hal tersebut membuat kalian ragu maka seperti apa yang di jelaskan dalam hadits di atas sebaiknya kita meninggalkannya.

Lantas Apakah ada keuntungan jika kita meninggalkan hal yang meragukan tersebut, sementara memang tidak ada penjelasan tentang haramnya hal seperti contohnya makanan tersebut? dalam masalah ini sebaiknya kita kembali ke pembahasan hadits yang ke 6, bagai mana jika kita meninggalkan perkara yang meragukan, dalam hadits arbain ke enam disebutkan: Barang siapa yang meninggalkan subhat maka dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barang siapa yang melakukan subhat maka lama-lama dia akan melakukan hal yang haram.

Sesungguhnya jika memang perkara tersebut ada hukumnya, dalam artian ada riwayat yang menerangkan tentang Halalnya hal tersebut, maka tidak akan ada sedikitpun keraguan dalam hati seorang muslim.

Lantas bagai mana jika hal yang meragukan itu berbenturan dengan keyakinan kita? dalam hal ini pilihlah yang diyakini.

KEUTAMAAN
Keutamaa hadits arbain di atas tentang meninggalkan hal yang syubhat adalah untuk melatih diri agar tidak melakukan perkara yang meragukan sehingga kita dapat menangkal bisikan-bisikan syetan yang selalu berbisik dalam hati, ini semua tentu akan membawa banyak sekali manfaat baik didunia maupun di akhirat nanti.

Nah itulah pembahasan tentang hadits arbain ke 11 yang membahas tentang meninggalkan hal yang meragukan dan mengerjakan hal yang diyakini, semoga teman-teman yang membaca artikel ini dapat menGerti apa yang kami jelaskan, jangan lupa baca juga hadits arbain ke 10 ya, yang membahas tentang rizki yang baik dan halal.

silahkan share / bagikan artikel ini kepada teman, kerabat dan keluarga jika menurut sahabat bermanfaat, jangan lupa subscribe juga ya blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, kolom subscribe terdapat di bawah artikel.

Hadits Arbain Ke 10 Rizki Yang Baik Dan Halal Adalah Syarat Diterimanya Doa

Tahukah kalian bahwa ada beberapa syarat yang dapat membuat doa-doa kita terkabulkan, hal-hal tersebut diantara lain adalah makanan dan minuman yang halal serta pakaian dan pekerjaan yang halal pula, nah hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap terkabulnya doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala, semua keterangan yang kami sebutkan di atas tentu saja sesuai hadits yang ada, tepatnya hadits yang akan menjadi pembahasan kita kali ini yaitu hadits Arbain ke 10 tentang rizki yang baik dan halal adalah syarat diterimanya doa.

Nah berikut ini adalah hadits arbain ke 10 kami tuliskan di bawah ini, janganlupa baca juga artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain ke 9 yang menjelaskan perintah sesuai dengan kemampuan.

HADITS ARBAIN KE 10

LATINNYA:
AN ABII HURAIRATA RADIALLAH HU ‘ANHU QOOLA ROSUULULLAAHI SAW, INNALLAAHA TA’AALA THOYYIBULLAYAQBALU ILLA THOIBAN WAINNALLAAHA AMAROL MU MINIINA BIMAA AMAROBIHIIL MURSALIINA FAQOOLA TA’AALAA YAA YAHUU ARRUSULUKULUU MINNATH THOYYIBAN TIWA’MALUU SHOOLIHAN. WAQOOLAYAA YAHHU ALLADZIINA AAMANUU KULUU MINGTHOYYIBAATI MAARIZAQNAAKUM. TSUMMA DZAKAROJULAYUTHIILUS SAFARO AS’TSA AGHBARO YAMUDDU YADAIHI ILASSAMAA I YAAROBBU YAA ROBBU WAMATH’AMUHU HAROOMUW WAMASY ROBUHU HAROOMUW WAMALBASUHU HAROOMUW WAGHUDZIYA BILHAROOMI FAANNAA YUSTAJAABULAHUU, ROWAHUMUSLIM.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu hurairah Radiallahu Anhu, dia berkata Rasulullah Saw Bersabda: Sesungguhnya Allah itu baik, Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkan kepada para rasul dengan firman Allah ta’ala “Hei para Rasul makanlah kalian dengan yang baik-baik dan beramal sholehlah kalian, dan Allah berfirman: Hei orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari yang baik-baik dengan apa yang telah Allah rizkikan kepada kalian. Terus Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki dari perjalanan yang jauh, yang kusut yang penuh dengan debu dia mengangkat dua tangannya ke langit “Wahai tuhanku” Wahai tuhanku, sedangkan makanan dia dari yang haram dan minumannya juga dari yang haram begitupula pakaiannya dari yang haram dan apa kebutuhan dia dari yang haram, kalo keadaanya seperti itu bagai mana mau terkabul atas doa yang telah ia panjatkan. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam Muslim.

PENJELASAN
Allah itu baik maha pengasih, maha penyayang dan maha pengabul, barang siapa yang memohon kepadanya tentang sebuah perkara tentu dia akan mengabulkannya jika ketentuan-ketentuan yang sudah Allah tetapkan dan perintahkan telah kita laksanakan seperti perintah melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala laranganya.

Allah tidak menerima kecuali yang baik, maka dari itu supaya doa, amal dan perbuatan baik kita diterima oleh allah janganlah membuat keburukan, jika kita melakukan segala perkara yang buruk dan segala larangan yang telah Allah tetapkan, maka mungkin saja hal inilah yang membuat tidak terkabulnya doa yang telah kita panjatkan.

Makanlah kalian dengan yang baik-baik, dalam penjelasan kata ini kita diperintahkan untuk memakan makanan yang baik-baik dalam artian makanan itu tidak dibuat dari bahan yang haram, dan bukan dari hasil uang yang haram pula, maka dari itu jauhilah makanan dan minuman yang haram contohnya khamr (minuman keras), daging babi, anjing, segala sesuatu yang bertaring dan berbisa, hewan yang hidup di dua alam seperti kepiting, katak, buaya, biyawak, dan masih banyak lagi, serta jauhi juga hasil rizki yang haram dan pakaian yang dibeli dari rizki yang haram.

Beramal sholehlah dengan cara bersedekah, membantu orang yang sedang kesulitan, berbuat baik dengan tujuan meringankan beban orang lain tanpa berharapnya sebuah balasan, sesuatu perbuatan yang mendatangkan manfaat bagi dirikita dan orang lain.

Seperti yang sudah diceritakan dalam hadits di atas oleh Rasulullah tentang seorang laki-laki yang sedang berada dalam perjalanan yang sangat jauh, dia berdoa kepada Allah akan tetapi rizki, makanan, minuman, pakaian yang dia dapatkan dari hasil yang haram, tentulah doa nya tak terkabul.

BEBERAPA SEBAB TERKABULNYA DOA

Seseorang yang sedang dalam perjalanan yang sangat jauh (Safar)
Meminta permohonan dalam keadaan yang sangat membutuhkan, dalam keadaan terdesak.
Meminta dengan mengadahkan tangan kita ke atas
Memanggil Allah dengan menyebut YAA RABBII, atau dengan menyebut nama dan sifatnya yang terdapat dalam Al-maulhusna, kemudian mintalah pertolongan dan perkara yang kalian hendaki.

Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 10 yang dapat kami paparkan di halaman ini, semoga dapat bermanfaat buat teman teman, bagikan artikel ini kepada kerabat dan teman dekat agar lebih bermanfaat, janganlupa subscribe juga blog ini, akhir kata saya ucapkan wasalam.

Hadits Arbain Ke 9 Melaksanakan Perintah Sesuai Dengan Kemampuan

Assalamualaikum sahabat, pada kesempatan penulisan hadits arbain ini kita sudah memasuki ke hadits Arbain yang ke 9 yang menerangkan tentang melaksanakan perintah sesuai dengan kemampuan, hadits ini diriwayatkan dari abi hurairah abdirahman bin shokhrin radiallahu anhu, untuk haditsnya berikut dibawah ini.

HADITS ARBAIN KE 9

LATINNYA:
AN ABII HURAIRATA ABDIRRAHMAANIB NI SHOKHRIRADHIALLAAHU ANHU QOOLA SAMI’TU RASUULALLAAHI SAW YAQUULU: MAA NAHAITUKUM ‘ANHUFAAJTANIBUU HUMAAA AMARTUKUM BIHII FAATUUMINHU MAS TATHO’TUM FAINNAMAA AHLAKALLADZIINA MINGQOBLIKUM KASROTUMASAA ILIHIM WAKHTILA FUHUM ‘ALAA ANIBYAAIHIM. ROWAAHULBUKHOORIYYU WAMUSLIM.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abi hurairah Abdirahman bin shokhrin Radiallahu Anhu, Dia berkata saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Apa yang dilarang bagi kalian maka jauhilah, dan apa yang diperintahkan bagi kalian maka laksanakan semampu kalian, maka sesungguhnya kehancurnya orang-orang sebelum kalian itu karena orang-orang itu banyak bertanya (Yang tidak ada gunanya), dan pertentangan mereka terhadap nabi-nabinya. Yang meriwayatkan Hadits di atas yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim.

PELAJARAN
Nag seperti apa yang telah disebutkan dalam hadits di atas, berikut ini sedikit penjelasan tentang pelajaran yang terkanduung didalamnya.

1. Apapun yang sudah Rasulullah Shalalahualaihi wasalam larang maka jauhilah, sesungguhnya dalam perintah untuk menjauhi larangan yang sudah rasulullah perintahkan itu tak lain adalah untuk kebaikan kita sendiri, karena dalam hal ini rasulullah sudah mengetahui dampak dari perbuatan yang dilarang tersebut, maka patutlah kita bersyukur kepada Allah Swt yang sudah menurunkan pemimpin untuk memberitahukan kepada kita tentang bahaya dari hal-hal yang seharusnya tidak kita kerjakan dan lakukan tersebut.

2. Apapun yang diperintahkan kepada kalian maka laksanakanlah, dalam kata ini siapapun diantara kita yang tidak mampu melaksanakan perbuatan yang telah diperintahkan maka laksanakanlah semampu kalian, perkataan ini ditunjukan kepada perbuatan sunah, untuk perbuatan yang wajib seperti shalat 5 waktu tentulah harus dilaksanakan.

3. Ada banyak sekali kaum yang hancur sebelum masa Rasulullah, itu semua salah satunya disebabkan karena mereka sering bertanya hal yang tidak ada gunanya, selalu menyelisih perintah para nabi-nabinya.

Nah teman teman itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 9 yang menjelaskan tentang melaksanakan perintah sesuai dengan kemampuan, dalam hal ini jika memang kita ingin bisa melaksanakan perintah perintah tersebut cobalah untuk membuat persaingan, berlomba-lomba siapa yang paling ta’at dalam melakukan ibadah, namun tentusaja dalam hal persaingan yang fositif, namun jika memang kita tidak bisa bersaing dengan orang-orang hebat, ulama-ulama, maka bersainglah dengan orang-orang disekitar kita yang memiliki keadaan yang sama.

Untuk penjelasannya saya cukupkan sampai disini, jika menurut kalian pembahasan dalam artikel ini bermanfaat silahkan untuk membagikan artikel ini kepada teman kerabat dekat, janganlupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami ya, kolom subscribe terdapat tepat dibawah artikel ini, akhir kata saya ucapkan wasalam.