Hadits Arbain Ke 22 Jalan Untuk Dapat Masuk Surga Kitab Arbain

Hadits arbain ke 22 menjelaskan jalan untuk dapat memasuki surganya Allah, pada suatu waktu ada seorang laki-laki yang bertanya kepada rasulullah shalalahu alaihi wasalam tentang apa yang dia lakukan, apakah dirinya dapat memasuk surga, dalam hadits rasulullah menjawab “Ya” nah apa saja sih hal perbuatan yang dapat membawa kita masuk surga tersebut, perbuatan tersebut ada di penjelasan hadits dibawah ini.

Sebelum itu silahkan bacajuga artike sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain ke 21, isi dari pembahasan hadits arbain ke 21 adalah tentang beriman kepada Allah dan ber istiqomahlah, nah kembali lagi ke pembahasan utama hadits arbain ke 22, untuk lebih jelasnya berikut haditsnya.

HADITS ARBAIN KE 22
LATINNYA:
AN ABII ABDILLAHI JAABIRIBNI ABDILLAHIL ANGSOORIY YI RODHIALLAHU ANHU ANHUMAA ANNA ROJULANGSA ALALLAAHU SHALALAHU ALAIHI WASALAM FAQOOLA ARO AITA IDZAA SHOLAITUL MAKTUUBAA TI WASHUMTU ROMADHOO NA WA AHLALTUL HALA LAWAHAROMTUL HAROOMA WALAM AZID ‘ALAA DZAALIKA SYAIAN AD KHULUL JANNATA QOOLA NA ‘AM, ROWAAHU MUSLIM WAMA’ NAA HARROMTUL HAROOMAJ TANABTUHU WAMA’NAA AHLALTUL HALALTUL HALALA FA ‘ALTUHU MU’TAQIDAN HILLAH.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu abdullah jabir bin abdullah al ansori radhiallahu anhuma sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shalalahu Aaihi Wasalam dia berkata: Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat fardhu dan puasa dibulan ramadhan dan menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga? Beliau bersabda: Ya. Yang meriwayatkan hadits diatas adalah Imam Muslim. Yang dimaksud mengharamkan yang haram yaitu menjauhinya, dan yang dimaksud menghaalkan yang halal yaitu melaksanakannya dengan meyakini halalnya.

PENJELASAN:
Melasksanakan shalat fardhu dan berpuasa di bulan ramadhan, ini adalah perbuatan yang memang sudah diwajibkan, perbuatan ini juga termasuk kepada rukun islam yang lima, jadi ketika kita melaksanakan ibada shalat dan ibadah berpuasa tentu kita sudah melakukan kedua dari rukun islam itu sendiri, maka dari itu perbuatan ini adalah perbuatan yang dapat membawa kita memasuki syurga.

Mengharamkan yang haram, sebagai seorang muslim kita tidak diperbolehkan mengubah-ngubah hukum yang sudah ditetapkan, jika sesutu itu sudah dicap haram maka tidak ada toleransi dalam islam, sesuatu yang sudah diharamkan akan tetap haram, dan tidak ada satupun yang dapat mengubahnya, kita sebagai orang islam diperintahkan untuk menjauhi hal-hal yang haram trersebut.

Begitupula sebaliknya, menghalalkan yang halal, tidak ada penambahan sedikitpun dalam masalah halal haram ini, sebagai seorang muslim kita hanya tinggal mematuhi perkara-perkara yang telah ditetapkan, tidak menambah-nambah dan juga tidak menguranginya.

PELAJARAN:
Dalam hadits ini kita dapat belajar bagai mana seorang sahabat bersungguh-sungguh untuk mengetahui dan mendapatkan ilmu dari rasulullah shalalahu alaihi wasalam agar mereka tidak berbelok ke arah jalan yang salah, begitu banyak hal yang ditanyakan kepada rasulullah ketika beliau belum wafat, dan Alhamdulillah hal tersebut tersampaikan kepada kita saat ini, sudah berapa ratus abad perbedaan dijaman sekarang dengan jaman rasulullah, namun Alhamdulillah kita masih dapat mempelajarinya.

Rahmat yang paling besar yang diturunkan Allah adalah diturunkannya Nabi Muhammad Shalalahu Alaihi Wasalam, dengan diturunkannya Rasulullah ke bumi tak lain adalah untuk menyelamatkan mereka yang berada pada jalan kesesatan untuk kembali kejalan yang benar.

Nah teman-teman mungkin hanya itu yang bisa saya bagikan dalam kesempatan kali ini, jika masih ada yang kurang jelas silahkan untuk ditanyakan dengan cara mengirimkan email, email sudah disediakan di menu contact.

Hadits Arbain Ke 21 Beriman Kepada Allah Dan Ber IstiQomahlah

Hadits arbain ke 21 menjelaskan tentang sabda rasulullah ketika ada seseorang yang bertanya kepada beliau tentang sesuatu yang tidak orang yang bertanya itu tanyakan selain kepada rasulullah, untuk pembahasan hadits kali ini tidaklah terlalu panjang, haditsnya sedikit tetapi mempunyai makna yang sangat besar.

Nah yang meriwayatkan hadits ini adalah imam muslim, perlu diketahui seluruh hadits yang ada di pembahasan hadits arbain ini adalah hadits-hadits yang shahih yang telah imam nawawi rangkum dalam kitab arbain ini, semoga dengan adanya hadits-hadits ini kita dapat mempraktekan semua isi kandungan yang ada didalamnya, dan bila perlu menghafalnya, karena ada juga hadits yang mengatakan jika ada orang yang menghafal 40 hadits maka dia ketika mati nanti akan digolongkan dengan golongan para ulama, ahli Fiqh.

Dan juga karena hadits arbain ini adalah hadits shahih, jika teman-teman mau menghafal ke 40 hadits yang sudah rasulullah sabdakan, mungkin ke 40 hadits arbain ini adalah hadits yang paling tepat untuk dihafal, selain shahih juga haditsnya tidak terlalu panjang, memang ada juga sih yang panjang, tapi dibandingkan dengan hadits yang lain hadits ini adalah hadits yang paling cocok.

Kepada teman-teman jika berkenan silahkan baca artikel hadits arbain yang lainnya ya, insya allah akan menambah wawasan kepada orang-orang yang membacanya.

HADITS ARBAIN KE 21
LATINNYA:
AN ABII AMRIN WAQIILA ABII AMROTA SUFYAANAB NI ABDILLAAHI RODHIALLAAHU ANHU QOOLA QULTU YAAROSUULALLAAHI QUL LII FIL ISLAAMI QOWLAN LA AS ALU ANHU AHADAN GHOIROKA. QOOLA QUL MANGTU BILLAAHI SUMMAS TAQIM

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu amr ada juga yang mengatakan abu amrah supyan bin abdullah radiallahu anhu dia berkata: wahai rasulullah ajari aku tentang islam suatu ucapan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu yarasulullah. beliau bersabda: katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian berpegang teguhlah dirimu (istiqomah). Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam muslim.

PENJELASAN:
Katakanlah aku beriman kepada Allah, beriman kepada Allah adalah hal yang harus pertama kali dilakukan dari keta’atan-keta’atan yang lainnya, dengan beriman kepada Allah maka tidak akan ada ke khawatiran baginya.

Berpegang teguh (IstiQomah), Dalam islam istiqomah adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu yang ilmu agamaya sudah hebat, makanya ganjaran yang diberikan pada orang yang bisa istiqomah itu sangat besar, jika seseorang melanggar sedikit saja apa-apa yang sudah ditetapkan maka dia tidaklah istiqomah, seperti contohnya: menunda-nunda shalat sampai akhir waktu, dan melanggar atau bahkan tidak melakukan sesuatu yang telah diperintahkan, maka dia tidak istiqomah.

Nah bagai mana dengan diri kita? apakan dirikita sudah istiqomah? jika sudah maka patutlah bersyukur kepada Allah, jika belum maka berusahalah sebaik mungkin.

CARA AGAR BISA ISTIQOMAH
Berkumpul lah dengan orang-orang yang sholeh, disana diri kalian akan dipacu untuk bersaing dalah hal positif, berlomba-lomba mencari kebaikan, hindari orang-orang yang akan membawa keburukan bagi kita.

Hadirilah pengajian-pengajian yang ada, sesungguhnya itu adalah sumber ilmu yang akan kalian dapatkan dari para ulama-ulama untuk memperkokoh islam dalam diri kita sehingga kita bisa beristiqomah.

Berdoa kepada Allah agar kita bisa istiqomah dalam beribadah, dalam hal apapun yang bersangkutan dengan islam, sehingga kita bisa melakukan keta’atan keta’atan yang telah ditetapkan.

Nah mungkin hanya itu saja yang dapat saya jelaskan dalam hadits arbain ke 21 ini, semoga dapat dipelajari dengan baik oleh teman-teman, silahkan bagikan artikel ini kepada teman, kerabat, keluarga dan yang lainnya jika menurut teman-teman artikel tentang pembahasan hadits arbain ini bermanfaat, jangan lupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 20 Pentingnya Memiliki Rasa Malu Kitab Arbain

Hadits arbain ke 20 menerangkan tentang pentingnya rasa malu pada diri manusia, untuk rasa malu ini tentu ada dua macam, yang pertama malu karena Allah, dan yang kedua malu karena orang-orang yang ada disekitar, petingnya malu karena Allah, karena Allah dapat melihat semua perbuatan apa yang kita lakukan maka sangat pentingnya rasa malu dalam perkara ini. malu karena sesama manusia, ini juga sangat penting agar ketika berkumpul dalam riuhnya persaudaraan, sahabat, dan lainnya yang bersangkutan dengan orang lain kita tidak melakukan hal yang tidak pantas.

Namun bisa saja dalam keadaan tertentu kita harus menyampingkan dulu rasa malu ini dan mendorong rasa percaya diri agar hal yang akan kita lakukan dapat terlaksana, misalnya dalam rangka menjadi moderator, berpidato, berbicara di hadapan orang banyak, dan yang lainnya yang membuat kita terasa malu, maka disini kita harus memaksakan diri untuk bisa melakukannya, tetapi bukan berarti rasa malu itu tidak ada, rasa malu itu tetap ada namun kita harus bisa mengatasinya.

Oh iya jangan lupa baca juga hadits arbain yang lainnya yang telah kami publishkan di blog ini, jumlah dari hadits arbain ini keseluruhannya terdapat 40 hadits shahih yang pembahasanya sangat penting sekali bagi kita, nah berikut ini adalah hadits arbain ke 20.

HADITS ARBAIN KE 20

LATINNYA:
AN ABII MAS’UDIN UQBATABNI AMRIW WAL ANGSHOORIY YILBAD RIYYI RODHIALLAHU ANHU QOOLA QOOLA ROSUULAL LAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM, INNA MIMMAA AD ROKANNAA SUMINGKALA MINNUBUW WATIL UULAA IDZALAM TASTAHI FAASHONA’ MAASYI TA ROWAAHULBUKHOORIY.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu mas’ud ukbah bin amr wal anshori albadri radiallahuanhu, dia berkata rasulullah saw bersabda: sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu ialah: jika kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kau suka. Hadits Riwayat diatas diterangkan oleh imam bukhari.

PENJELASAN:
Malu adalah hal yang telah diturunkan sejak jaman dulu oleh nabi-nabi terdahulu sampai saat ini, dengan kita memilikinya rasa malu ini insya allah hidup kita akan menjadi lebih baik, dan kita juga harus bisa menjaga rasa malu ini agar tetap ada, dan kemudian kita dapat mewariskannya kepada generasi selanjutnya, karena dengan adanya rasa malu kita dapat mendidik akhlak kita supaya menjadi manusia yang ber akhlak baik.

Sesungguhnya rasa malu itu juga dapat membuat orang lebih banyak melakukan kebaikan daripada melakukan keburukan, karena dengan adanya rasa malu ini, ketika ada seseorang yang berjanji akan melakukan sesuatu dan dia pasti akan menepatinya karena jika dia tidak menepatinya tentu dia akan menanggung malu atas janjinya tersebut, maka rasa malu itu benar-benar sangat penting untuk akhlak manusia.

Malu akan hal berbuat baik, ini lain lagi ceritanya, jika kita malu untuk berbuat baik maka sesungguhnya rasa malu seperti ini harus dihilangkan, rasa malu yang seperti ini adalah termasuk kepada perbuatan yang tercela, maka dari itu kita harus bisa memposisikan rasa malu di waktu dan perbuatan yang tepat.

Malu adalah sebagian dari iman, seperti sabda Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam dalam Hr Muslim

ARTINYA: Malu adalah sebagian dari iman.
Dalam keterangan hadits muslim di atas menyebutkan bahwa memiliki rasa malu itu adalah sebagian dari iman, maka dari itu kita permu memelihara rasa malu dalam diri kita ini, selain ini adalah warisan dari para nabi, ini juga bisa dipakai untuk melatih akhlak.

Dan dalam hadits lain yaitu dalam HR Abu daud Rasulullah shalalau alaihi wasalam bersabda

ARTINYA:
Sesungguhnya Allah itu maha pemalu dan maha menutupi Allah cinta kepada sifat malu dan tertutup dan jika salahsatu dari kalian mandi maka hendaklah menutup diri.

Dalam hadits abu daud ini menyampaikan pesan kepada kita jika kita hendak mandi janganlah mandi di keramaian, disungai yang banyak orang ataupun di tempat lainnya yang dapat terlihat oleh orang lain, jika memang tempat pemandiannya disungai carilah tempat yang tertutup untuk kita mandi, atau buat tempat dan tutupi tempat itu.

Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan dalam artikel kali ini, silahkan bagikan artikel ini jika menurut teman-teman artikel ini bermanfaat, bagikan kepada teman, kerabat, keluarga melalui media sosial, pesan dan yang lainnya, subscribe juga blog ini agar dapat menerima pembaruan dari kami, kolom subscribe ada di bawah artikel ini.

Hadits Arbain Ke 19 Menjaga Allah Dan Memahami Takdir Yang Telah Di Tetapkan

Hadits arbain ke 19 menerangkan tentang menjaga Allah dan memahami takdir yang telah di tetapkan, menjaga Allah bukan seperti kita menjaga orang atau sebagainya, yang diterangkan disini dari kata menjaga Allah adalah menjaga hak-haknya, menjaga perintah, menjaga dari larangan dan batasan yang telah ditetapkan, lalu memahami takdir yang telah allah takdirkan kepada kita, nah sebelum masuk ke pembahasan jika berkenan silahkan teman-teman untuk membaca artikel yang sebelumnya tentang hadits arbain ke 18 yang menerangkan tentang kebaikan dapat menghapus keburukan.

Dalam hadits arbain ke 19 ini diriwayatkan oleh imam tirmizi dan beliau berkata bahwa hadits ini adalah hadits shahih, namun bukan saja tirmidzi yang meriwayatkan hadits ini, adapula sumber periwayat yang lain yang meriwayatkan riwayat yang hampir sama, nah untuk lebih jelaskan silahkan baca artikel hadits arbain ke 19 dibawah ini.

HADITS ARBAIN KE 19
ARTINYA:
Diriwayatkan Dari abul abas abdilah bin abas radiallahu anhuma dia bekata dalam suatu hari saya ada di belakang Rasulullah dia bersabda: Wahai Ananda saya akan memberikan pelajaran kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah niscahya Allah akan menjagamu, Jagalah Allah niscahya Allah akan selalu ada dihadapanmu. Jika engkau memohon, memohonlah kepada Allah, dan jika kamu minta pertolongan maka minta tolonglah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya suatu umat bila berkumpul mereka untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, maka mereka tidak akan bisa memberi manfaat sedikitpun kepadamu kecuali atas sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah kepadamu, dan kalau berkumpul mereka mau mencelakaimu atas sesuatu niscahya mereka tidak akan bisa mencelakaimu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan kepadamu, telah diangkat pena dan telah kering lembaran, Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam tirmidzi dan beliau berkata haditsnya hadits hasan shahih. Dan dalam riwayat yang lain Jagalah Allah niscahya Allah akan berada dihadapanmu, kenalilah Allah di waktu senggang maka Allah akan mengenalimu diwaktu susah. Ketahuilah sesungguhnya apa yang tidak ditakdirkan atasmu niscahya tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu itulah yang ditakdirkan kepadamu.Ketahuilah sesungguhnya kemenangan beserta kesabaran dan sesungguhnya kesenangan itu beserta kesusahan. Dan sesungguhnya kesulitan itu beserta dengan kemudahan.

PENJELASAN:
Jagalah Allah niscahya allah akan menjagamu, sebelumnya saya sudah menyinggung kata menjaga Allah di atas, tapi akan saya singgung kembali disini agar lebih jelas, yang dimasksud menjaga Allah bukan seperti kita menjaga orang lain ataupun menjaga harta dan benda, yang dimaksud menjaga Allah disini adalah menjaga hak-haknya, menjaga perintahnya, menjaga larangannya, dan menjaga batasannya, nah lantas apa yang dimaksud dari menjaga hak hak dan yang lainnya tersebut? yang dimaksud dari menjaga hak-haknya adalah menjaga shalat kita, menjaga kesucian dikala kita telah bersuci (Wudhu), menjaga diri kita dari penglihatan yang haram, menjaga diri dari menjaga pendengaran, menjaga lisan kita agar tidak ada kata yang menyakiti orang lain, menjaga pola makan dari makanan yang haram, dan yang lainnya.

Nah jika kita sudah menjaga hak-hak dan batasan seperti yang sudah dijelaskan di atas niscahya Allah akan menjaga kita, ini sebagai bentuk balasan kepada kita dari Allah Swt, Allah akan menjaga kita dari urusan dunia, dari kejahatan yang mungkin akan menimpa kita, jika kiata menjaga hak-hak dan batasan Allah diwaktu sehat, muda, dan kuat, maka Allah akan menjaga kita diwaktu kita lemah.

Wahai teman-teman janganlah kita sekali-kali menduakan Allah, jika kita membutuhkan pertolongan janganlah sekali-kali meminta kepada selain Allah, mintalah pertolongan dan memohon kepada Allah swt.

Dalam riwayat lain kenalilah Allah diwaktu senggang maka Allah akan mengenalimu diwaktu susah, bagai mana cara kita mengenali allah diwaktu senggang? caranya selalu ingat kepada Allah adalah dengan berdzikir, dzikirlah diwaktu senggang dan ingatlah Allah selalu dalam hati, dengan begitu allah akan mengingat kita diwaktu kita susah, insya Allah.

Pahamilah takdir yang telah Allah berikan kepada kita dengan sunguh-sungguh, sesungguhnya takdir adalah hal yang telah ditetapkan kepadamu, baik itu dari hal yang baik maupun hal yang buruk, namun jika kita mendapatkan takdir yang baik maka bersyukurlah kita kepada Allah, namun jika kita mendapatkan takdir yang buruk maka teruslah berdoa, jika iktiar sudah di akhir jalan untuk bisa terhindar dari takdir yang buruk maka berdoalah terus dan biarkan takdir dan doa bertarung dilangit, syukuri hasilnya.

Nah teman-teman mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan dalam pembahasan kali inisilahkan bagikan artikel ini jika menurut teman-teman bermanfaat, bagikan kepada teman, kerabat, keluarga, dan saudara sepupu, subscribe juga ya blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 18 Kebaikan Dapat Menghapus Keburukan Riwayat Imam Tirmidzi

Hadits arbain ke 18 adalah hadits yang menjelaskan tentang sabda rasulullah yang mengajak umatnya untuk bertaqwa kepada Allah Swt ketika mereka berada dimanapun, dengan cara mengerjakan seluruh perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya, kata yang singkat namun padat, ini adalah undang-undang yang telah Allah buat sebagai syarat untuk umat manusia jikalau mau memasuki surganya Allah, hanya terdapat beberapa kata saja bukan.

Akan tetapi dalam kata mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya itu didalamnya terdapat furuq (Cabang), jika dijelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh allah terbagi dan terbagi hingga menjadikan hukum yang sangat ketat dan sangat jelas, hukum kepada sesuatu yang telah dihalalkan dan diharamkan tidaklah sedikit, semuanya sudah di atur oleh Allah Swt.

Sebenarnya dalam hukum ini Allah memberitahukan kepada kita bahwa hal-hal yang telah diharamkan adalah sesuatu yang akan berdampak tidak baik jika kita lakukan, begitu pula sebaliknya terhadap hal yang sudah dihalalkan, dibolehkan, jika kita melakukannya tentu akan ada manfaatnya, dan segala ketentuan yang telah Allah perintahkan kepada umat manusia, jika kita melakukan semua itu dan menurutinya tentu kita akan mendapatkan balasan syurga yang telah Allah janjikan.

HADITS ARBAIN KE 18

LATINNYA:
AN ABII DZARRIJ JUNDUBIBNI JUNAADATA WAABII ABDIRROHMAANI MU’AADZIBNI JABALIR RODHIALLAAHU ANHUMAA ARROSUULILLAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM QOOLAT TAQILLAAHA HAITSUMAA KUNGTA WA ATBI’IS SAYYIATAL HASANATA TAMHUHAA WAKHOOLIQINNAA SA BIKHULUQIN HASAN, ROWAAHUT TIRMIDZIYYU WAQOOLA HADIITSU HASANUW WAFIIBA’DHINNUSAKHI HASANUSH SHOHIIH.

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu dzalim jundub bin junadahdan abu abdirahman muadz bin jabal Radiallahu anhuma, dari Rasulullah Saw bersabda: bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan iringilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan budi perkerti yang baik. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam tirmidzi dan dia berkata haditsnya hadits hasan dan dalam setengah cetakan yaitu hadits hasan shahih.

PENJELASAN:
Bertaqwalah kepada Allah dengan cara menjauhi segala larangannya dan mengerjakan segala perintahnya dimanapun kita berada, kita jangan berfikir jikalau kita berada di tempat yang jauh dan tidak ada seorangpun yang melihat lantas kita berbuat hal yang telah dilarang oleh agama islam, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah maha melihat, maka janganlah sekali-kali kita berbuat hal yang seperti itu.

Iringilah keburukan dengan kebaikan, jika kita melakukan sebuah keburukan yang tidak disengaja maka iringilah dengan perbuatan baik yang dapat menghapusnya, karena sesungguhnya kebaikan itu dapat menhapus keburukan.

Pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik, bergaul dengan sesama teman dan orang lain dengan sopan dan santun akan membawa kebaikan pula kepada diri kita, dan juga tak sedikit dengan bergaul dan mempunyai banyak teman yang baik kita akan dengan sangat mudah untuk mendapatkan informasi, contohnya dalam hal pekerjaan, kita akan mudah mendapatkan pekerjaan karena kita telah mendapatkan informasi dari teman bahwa disana ada lowongan kerja, sehingga kita dapat sukses dalam waktu yang sangat muda.

Nah teman-teman untuk penjelasan artikel hadits arbain ke 18 ini mungkin saya cukupkan sampai disini, mohon maaf jika ada salah kata, jangan lupa baca juga artikel sebelumnya tentang hadits arbain ke 17 yang membahas tentang berbuat baik dalam segala urusan, silahkan bagikan artikel ini jika menurut teman-teman hadits ini bermanfaat, jangan lupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 17 Isi Pembahasan Berbuat Baik Dalam Segala Urusan

Assalamualaikum salam saya kepada pengunjung kajian muslim, pembahasan hadits arbain kali ini sudah sampai ke pembahasan hadits arbain ke 17. hadits arbain ke 17 ini membahas tentang berbuat baik dalam segala urusan, maka beruntunglah kita dilahirkan sebagai orang yang menganut agama islam dari sejak lahir, karena dalam agama ini kita semua di didik untuk berbuat baik dalam hal apapun.

Berbuat baik akan segala sesuatu adalah salahsatu hal yang di utamakan dalam islam, karena dapat berdampak baik juga dalam kehidupan bermasyarakat, tidak sampai disitu saja, berbuat baik pada saat mau menyembelih hewan juga telah di atur dalam agama islam seperti yang diterangkan dalam hadits arbain ke 17 ini, namun sebelum masuk ke pembahasan hadits jangan lupa baca juga artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain ke 16, nah berikut ini adalah pembahasan hadits ke 17.

LATINNYA:
AN ABII YA’LAA SYADDAADIBNI AWSIN RADHIALLAAHU ANHU ‘AR ROSUULILAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM QOOLA INNALLAAHA KATABAL IHSAANA ‘ALAAKULLI SYAI INGFAIDZAA QOTALTUM FA AHSINUL QITLATA WAINDZAA DZA BAHTUM FA AH SINUDZ DZIB JATAWAL YUHIDDA AHADUKUM SYAFROTAHU WALYURIH DZABIIHATAHU, ROWAAHUMUSLIM

ARTINYA:
Diriwayatkan dari abu ya’la sadad bin aos radiallahu anhu dari Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, jika kalian membunuh maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, dan jika kalian menyembelih maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, dan harus menajamkan pisaunya, dan harus menyenangkan hewan yang akan disembelih. Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam muslim.

PENJELASAN:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, apapun itu terutama dalam isi pembahasan tentang hadits ini yang membahas berbuat baik atas segala sesuatu.

jika kalian membunuh maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, yang dimaksud disini adalah membunuh ketika hendak menghakimi atau mengeksekusi orang dalam hukum Qishash, hukuman yang telah dijatuhkan kepada seorang pembunuh dalam islam, maka janganlah berbuat jahat kepada mereka ketika mereka hendak akan di eksekusi.

Jika kalian menyembelih maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, ini adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan dimana kita akan menyembelih hewan untuk dijadikan konsumsi baik itu untuk diri sendiri maupun untuk dikonsumsi khalayak ramai (keluarga/tetangga), ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyenangkannya ketika kita akan menyembelih hewan diantaranya adalah:

Tajamkan pisau yang akan digunakan untuk menyembelih hewan tersebut, agar ketika kita menyembelih leher hewan tersebut nanti pisaunya tidak tumpul, asahlah pisaunya sampai tajam, dengan begitu si hewan tidak akan terlalu merasakan sakit yang berkepanjangan, coba bayangkan jika pisau yang digunakan itu tumpul, mungkin akan membutuhkan waktu yang agak lama untuk dapat menyembelih leher hewan tersebut, dampak yang akan diterima hewan tersebut tidak lain adalah rasa sakit berkepanjangan.
Ketika kita sedang mengasah pisau yang akan digunakan untuk menyembelih hewan, janganlah kalian mengasah pisau didepan hewan yang akan disembelih, karena itu akan menakuti hewan tersebut, prilaku ini bukanlah prilaku baik jika kalian lakukan, walaupun itu hanya sekedar hewan, karena hewan pada hakikatnya juga punya pikiran.
Tidak boleh menyembelih hewan di depan hewan lainnya, mempertontonkan hal seperti ini kepada hewan lainnya baik itu dilakukan secara tidak disengaja apalagi disengaja, ini bukanlah prilaku yang baik karena hal seperti ini akan menakuti hewan lainnya.
Jika kita hendak menyembelih hewan, maka janganlah kalian membawanya lewat ke tempat pemotongannya, jauhkan hewan-hewan itu dari tempat pemotongan, dan ketika hendak di eksekusi barulah bawa satu persatu.

Nah itulah pembahasan tentang hadits arbain ke 17 semoga bermanfaat buat kalian, silahkan bagikan artikel ini jika menurut kalian bermanfaat, janganlupa subscibe juga blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, form subscribe terdapat dibawah artikel ini, mungkin hanya sampai disini pembahasannya, akhir kata saya ucapkan wasalam.

Hadits Arbain Ke 16 Jangan Marah Riwayat Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu

Pada kesempatan kali ini saya akan meneruskan pembahasan tentang hadits arbain yang ke 16, pembahasan tentang hadits arbain ini insya Allah akan saya selesaikan dengan meng update 1/1 di blog ini setiap harinya, namun tak terasa rasanya sekarang sudah memasuki artikel dari hadits arbain yang ke 16 ini, berarti sudah 16 hari pula kami memfokuskan untuk membahas tentang hadits ini, janganlupa juga kepada pengunjung untuk membaca artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain yang ke 15, hadits ke 15 membahas tentang akhlak seorang muslim.

Nah untuk hadits arbain ke 16 ini penjelasannya menjelaskan tentang sabda rasulullah kepada orang yang bertanya, rasulullah bersabda jangan marah, namun orang itu kukuh terus bertanya kepada rasulullah dengan pertanyaan yang sama, nah penasarankan seperti apa hadits nya, berikut ini adalah pembahasan tenang hadits arbain ke 16.

HADITS ARBAIN KE 16

LATINNYA:
AN ABII HURAIRATA RADHIALLAHU ANHU ANNARAJULAN QOOLA LINNABIYYI SHALALAHUALAIHI WASALAM AUSHINII QOOLA LATAGH DHOB FARODDADA MIRAA RAN QOOLA LATAGHDHOB ROWAAHULBUKHARII.

ARTINYA:
Dari abu hurairah Radhiallahu Anhu, sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shalalahu Alaihi Wasalam Nasihatilah saya, beliau bersabda: Jangan kau marah, Maka dia mengulangi hal tersebut berkali-kali, Beliau berkata jangan engkau marah. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah Imam Bukhari

PENJELASAN:
Nasihatilah saya, semua orang perlu dengan yang namanya nasihat, karena memang takbisa dipungkiri terkadang kita berjalan di jalan yang salah namun kita sendiri tidak menyadarinya, maka dari itu pentingnya sebuah nasihat dari orang lain, maka hendaklah kita menerima nasihat yang telah orang lain sampaikan kepada kita, hal yang lebih baik mungkin tidakperlu kita menunggu nasihat dari orang lain, lebih bagus jika kita meminta orang lain untuk menasihati kita, seperti isi dari pembicaraan orang yang ada di hadits diatas yang meminta nasihat langsung kepada rasulullah.

Jangan engkau marah, rasulullah menjawab pertanyaan orang itu dengan jawaban jangan marah, dan ketika orang itu bertanya kembali rasulullah saw menjawabnya lagi dengan pertanyaan yang sama, mungkin ucapan dari rasulullah ini untuk menguji kesabaran dan memperjelas jawaban dari apa yang ditanyakan orang itu, wallahualam,

Kemarahan, sesungguhnya kemarahan adalah suatu sifat yang dapat mendatangkan masalah baru, dampak negatif dan dampak buruk yang akan timbul tidaklah bagus, dampak negatif yang akan kita dapatkan adalah tidak harmonisnya ketika menjalani kehidupan bermasyarakat karena menurut penilaian mereka, masyarakat (Tetangga, sedulur, kerabat) kemarahan adalah sesuatu yang tidak baik, tentu saja menurut orang yang marah juga kemarahan itu tidak baik, tapi terkadang mereka tidak sadar kalau mereka itu sebenarnya sering marah-marah, maka dari itu nasihat itu sangat penting.

Dampak buruk yang akan di dapatkan sangatlah tidak bagus, ini berkaitan dengan diri kita, tubuh akan mudah dikendalikan oleh hawa nafsu, ketika hawa nafsu sudah menjalar, disitulah syetan akan masuk kedalam hati kita dan berbisik hal yang tidak baik sehingga tidak terkontrolnya organ tubuh yang lain terutama otak (brain), ketika otak sudah terkuasai maka ini akan berlanjut ke anggota tubuh yang lain seperti tangan yang akan mudah memukul oranglain, kaki yang akan mudah menendang orang, mulut yang akan berkata kasar, tidak teraturnya tempratur tubuh, emosi akan memuncak.

Coba pikirkan jika kita marah dengan kondisi seperti itu apakah masyarakat sekitar akan menyukai kita?. tentu saja tidak bukan! maka dari itu sangat pentingnya sebuah nasihat untuk kita, agar kita bisa mengkoreksi diri dan menjadikan diri ini lebih baik lagi menjadi seorang penyabar.

Nah teman-teman mungkin dalam update artikel ini hanya itu yang dapat saya sampaikan dalam penjelasan artikel kali ini, silahkan bagikan dan share artikel ini kepada teman dan kerabat dekat, janganlupa subscribe juga blog ini ya supaya bisa mendapatkan update artikel terbaru dari kami.

Hadits Arbain Ke 15 Berkata Yang Baik Atau Diam Akhlak Seorang Muslim

Hadits arbain ke 15 – menerangkan tentang akhlak seorang muslim yang beriman dalam bertutur kata, jika dirinya benar-benar beriman kepada Allah Subhanahuata ala maka berkatalah yang baik atau diam, dalam pembahasan hadits arbain ke 15 ini juga menerangkan tentang memulyakan tentangga dan tamunya.

Hadits arbain ke 15 ini tak lain adalah untuk menunjukan seperti apa adab prilaku kita sebagai seorang muslim yang beriman dengan sungguh-sungguh, menjaga lisan, saat berbicara, penuh dengan sopan santun saat berbicara, dan yang lainnya,nah untuk mengetahui hadits dan penjelasannya berikut dibawah ini sudah kami persiapkan.

HADITS ARBAIN KE 15
LATINNYA:
AN ABII HURAIRATA RODHIALLAHU ANHU ANNA ROSUULALLAAHI SHALALAHUALAIHI WASALAM. QOOLA MANGKAANAYU MINU BILLAAHI WALYAUMIL AAKHIRI FAL YAQUL KHOIRON AWLIYASH MUTC WAMANGKAANA YU MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YUKRIM JAA ROHU WAMANGKANA YU MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YUKRIM DHOIFAHU, ROWAAHULBUKHOORIYYU WAMUSLIM

ARTINYA:
Dari abu hurairah radiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau diam dan barang siapa yang beriman kepada allah dan hari Akhir maka hendakah memulyakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah memulyakan tamunya, yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam bukhari dan imam muslim.

PENJELASAN:
Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah berbicara dengan kata-kata yang baik atau diam, dalam kata ini sopan satun dari seorang muslim yang beriman dengan tingkatan iman yang tinggi tentulah harus bertutur kata yang baik atau lebih memilih untuk diam.

Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah memulyakan tetangganya, dalam kehidupan sosial lihat lah disekeliling kita, ada begitu banyak orang (tetangga), yang dapat kita mulyakan, didunia ini kita tidaklah hidup sendirian, adakalanya kita membutuhkan bantuan mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dikerjakan sendiri, maka dari itu mulyakanlah mereka agar kehidupan kita dalam bermasyarakat dipenuhi dengan kebaikan, rukun dalam bertetangga, dan dapat di andalkan.

Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah memulyakan tamunya, kata ini tak lain menyuruh kita agar memulyakan seorang tamu yang berkunjung kepada kita, siapapun tamunya, jika perlu jamu lah tamu itu dengan makanan dan yang lainnya agar mereka senang dengan apa yang telah kita suguhkan kepada mereka, dengan begitu kita telah melaksanakan apa yang telah disebutkan dalam hadits arbain ke 15 ini.

Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 15 yang dapat kami sampaikan kepada kalian, semoga penjelasan artikel ini dapat bermanfaat untuk kalian, dan penjelasannya dapat mudah dimengerti, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat dan saudara lainnya, agar mereka tahu tentang hadits arbain ke 15 ini, jangan lupa subscribe blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, oh ia mengenai hadits arbain ini silahkan baca juga hadits arbain yang lainnya, jumlah dari hadits arbain ini seluruhnya terdapat 40 hadits.

Hadits Arbain Ke 14 Tidak Halalnya Darah Seorang Muslim

Hadits arbain ke 14 menjelaskan tentang tidak halanya darah seorang muslim kecuali jika mereka melakukan sebuah perkara yang tidak bolek dilakukan, lantas perkara apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim itu? nah mengenai hal ini akan kita bahas pada penjelasan hadits dibawah ini.

Untuk hadits arbain ke 14 penjelasanya akan sedikit panjang karena akan terkait dengan hadits yang lainnya, hadits yang menerangkan tentang Qisas, hudud, dan murtad, semua haditsnya yang kami ketahui akan kami tuliskan disini agar penjelasannya terjelaskan secara menyeluruh dan dapat dimengerti oleh kalian yang membaca artikel ini, nah berikut ini untuk pembahasan hadits yang utama mari kita mulai dengan hadits arbain ke 14 dibawah ini.

HADITS ARBAIN KE 14

LATINNYA:
ANIBNI MAS’UUDIR RODHIYALLAAHU ‘ANHU QOOLA QOOLA ROSUULULLAAHI SAW LAAYAHILLU DAMUMRI IMMUSLIMIN ILAABI IHDAA TSALATSI ATSYIBUZZAANII WANNAFSU BINNAFSI WATAARIKULIDIYNIHIL MAFARIQ LILJAMAA ‘ATI ROWAHULBUKHORIYYI WAMUSLIM.

ARTINYA:
Dari ibnu Mas’ud Radiallahu Anhu dia berkata Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam berkata: Tidak halal darahnya seorang muslim kecuali dengan salahsatu dari tiga perkara:
A. Seorang janda yang berzinah (Laki-laki dan perempuan yang sudah merasa menikah).
B. Badan diganti dengan badan lagi (Mateni).
C. Orang yang meninggalkan Agamanya yang memisahkan diri dari jemaah muslimin.
Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam Bukhari dan Imam Muslim.

PENJELASAN
Hadits arbain ke 14 menjelaskan betapa berharganya seorang islam yang taat, taat kepada hukuk islam yang sudah ditetapkan diantaranya seperti hadits di atas. seorang muslim yang baik selalu saling membatu (bergotong royong), menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan, saling menjaga satu samalain dari bahaya yang mungkin saja akan terjadi, tetapi jika salah satu diantara mereka ada yang melanggar hukum yang telah ditetapkan seperti hadits arbain ke 14 tersebut maka sebagai hukumannya mereka harus di adili dengan hukum yang telah ditetapkan.

1. Seorang janda yang berzinah, dalam hal ini adalah mereka yang sudah merasakan menikah baik itu laki-laki maupun perempuan, hukuman bagi mereka adalah hukum rajam (dilempari dengan batu sampai mati) sebagai mana dengan hadits yang telah disebutkan dibawah ini.

LATINNYA:
FAQOOLA ‘UMARU : INNALLAAHA NA ‘ATSA MUHAMMADAN BIL HAQQI WA ANGZALA ‘ALAIHIL KITAABA FAKAANA FIIHAA UNGZILA ‘ALAIHI AAYATURROJ MI QORO NAA HAAWAWA ‘AINAA HAAWA ‘AQOLNAA HAAFARO HABAMA ROSUULULLAAHI SHOLLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAMA WAROJAMNAA BA’DAHUFA AKHSYAA INTHOOLABINNAASI ZAMAANUYAQUULA QOO ILUM MAANAJIDURROJMAFII KITAABILLAAHI FAYADHILLUU BITARKI FARIIDHOTIN ANGZALAHALLAAHUWA INNARROJMA HAQQUNG FIIKITAABILLAAHI ‘ALAA MANGZANAA INDZAA AHSHONA MINARRIJAALI WANNISAA I IDZAAQOOMATIL BAYYINATU AWKAANAL HABALU AWIL I’TIROOF.

ARTINYA:
Telah berkata umar khalifah kedua dalam pidatonya dimuka umum, sesungguhnya allah telah mengutus muhammad dengan hak benar dan telah menurunkan kitab kepadanya, maka diantara ayat-ayat yang diturunkan itu ada ayat rajam . kami telah membaca, menjaga, dan menghafalkan ayat itu, Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam, telah merajam orang berzina, dan kami juga telah menjalankan hukum rajam, saya sesungguhnya amat takut dikemudian hari kalau-kalau orang akan mengatakan, rajam tidak ada dalam kitab Allah, maka dengan itu mereka sesat, meninggalkan kewajiban yang telah diturunkan allah. maka hukum rajam itu benar ada dalam kitab Allah atas orang yang berzina, laki-laki dan perempuan, apabila ia muhsan apabila ada saksi atas perbuatan itu, atau dia hamil, atau dia mengaku.

2. Nyawa diganti dengan nyawa, yang dimaksud dengan perkataan ini adalah membunuh orang yang tidak bersalah, ini adalah perkara yang sangat besar, dan dosanyapun sangat besar, ketika ada orang yang melanggar perbuatan ini maka mereka wajib diberi hukuman Qisas, karena hukumannya disetarakan dengan perbuatannya yang sangat keji tersebut, hukum ini dilakukan taklain untuk menjaga keselamatan dan ketentraman bagi orang lain (umum), Allah yang maha adil telah menetapkan hukuman yang setimpal sebagaimana firmannya dalam surat AN-NISA ayat 93 dan surat AL-BAQOROH ayat 178.

SURAT AN-NISA AYAT 93

LATINNYA:
WAMAY YAQTUL MU MINAMMUTA’AMMIDAN FAJAZAA UHU JAHANNAMU KHOLIDAN FIIHAA WAGHODHIBALLAAHU ‘ALAIHI WALA’ANAHU WA A’ADDALAHU ADZAABAN ‘ADZIIMAN.

ARTINYA:
Dan barang siapa yang menbunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam, kekal ia didalamnya, dan allah murka kepadanya, dan mengutuknya, serta menyediakan azab yang besar baginya.

SURAT AL-BAQOROH AYAT 178

LATINNYA:
YAAA AYYUHALLADZIINA AAMANUU KUTIBA ‘ALAIKUMUL QISHOOSHU FIL QOTCLAA.

ARTINYA:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh.

3. Murtad, artinya orang yang keluar dari agama, orang yang memisahkan diri dari jemaah muslimin, dalam kasus ini ada hukum yang sudah mengaturnya, hukum bagi orang murtad ini sudah ditetapkan oleh rasulullah, perintah ini sangat jelas bahwa rasulullah telah menetapkan hukuman ini sebagaimana dia mendapat wahyu dari Allah Swt untuk memateni orang yang telah keluar dari agama islam.

Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 14 yang dapat kami jelaskan pada halaman ini, semoga teman-teman yang membacanya dapat mengerti dengan apa yang telah kami terangkan, untuk pembahsannya saya cukupkan sampai disini, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat, keluarga agar mereka juga tahu tentang hadits arbain ke 14 ini, janganlupa subscribe juga ya blog ini untuk mendapatkan informasi terbaru tentang islam di blog ini.

Hadits Arbain Ke 13 Mencintai Saudaranya Seperti Mencintai Dirinya Sendiri

Hadits arbain ke 13 – pada kesempatan kali ini kita masih dalam pembahasan hadits arbain ke 13, dalam hadits ini menjelaskan tentang mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, sesama muslim tentulah harus saling menyayangi dalam hal agama, karena itu adalah cerminan diri bahwa seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri, menjauhkan rasa iri, kesal, dendam, dan buruk sangka adalah salahsatu hal utama agar kita sesama muslim tidak saling bermusuhan.

Dijaman sekarang kita banyak sekali menyaksikan hal-hal yang bertolak belakang dengan keterangan yang ada didalam hadits ini, permusuhan, dendam, iri hati dan masih banyak lagi yang menyebabkan tidak rukunnya suatu kelompok dalam masyarakat, hal seperti ini akan sangat berpengaruh sekali kepada iman, yang namanya iman itu dapat dikatakan mempunyai tingkatan, iman dapat bertambah dan berkurang dalam diri manusia, iman seseorang akan bertambah apabila ketaatannya kepada Allah dan rasulnya sudah ia jalankan namun iman seseorang juga dapat berkurang apabila seseorang tersebut mempunyai sifat-sifat yang sudah kami sebutkan di atas, dalam hal ini tentulah imannya akan berkurang seperti yang dijelaskan dalam hadits di bawah ini

HADITS ARBAIN KE 13

LATINNYA:
AN ABII HAMZATA ANASIBNI MAALIKIRRODHIYALLAHU ANHU KHOODIMI ROSUULILLAAHI SAW, ‘ANINNABIYYI SAW QOOLA LAYU MINU AHADUKUM HATTAA YUHIBALLI A KHIIHIMAA YUHIBBU LINAFSIHII ROWAAHUL BUKHOORIYYU WAMUSLIM.

ARTINYA:
Dari Abi Hamzah anas Bin Malik Radiallahu Anhu, Pembantu Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam dari nabi Saw bersabda: Tidak sempurna Iman seseorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya (Saudara seagama) seperti mencintai dirinya. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim.

PELAJARAN
Mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri dalam hal agama, ini sangat diperlukan karena kita sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat tidak akan bisa hidup seorang diri, terkadang kita memerlukan bantuan orang lain agar bisa menyelesaikan suatu perkara, maka dari itu cintailah saudara kalian seperti mencintai diri kalian sendiri.

Janganlah kalian putuskan tali silaturahmi dengan saudara, kenalan, sedulur dan yang lainnya karena itu akan membuat hancurnya rasa kasih, perkuatlah tali silaturahmi tersebut agar kita tetap rukun sesama keluarga, saudara, teman, kerabat dan sedulur yang lainnya.

Gunakanlah bahasa yang baku, sopan dan santun dalam menjalin komunikasi agar tidak timbul perkara yang dapat berujung rasa saling curiga.

Mendahulukan oranglain dalam urusan dunia adalah sesuatu yang baik dan terpuji, bahkan dalam agama kita agama islam hal tersebut disunahkan, maka berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan, karena hal itu akan membuat iman kita bertambah sempurna.

Dalam perkara ini sesungguhnya tak ada ruginya bagi dirikita untuk saling menyayangi sesama muslim, saling menyayangi dapat memperkuat tali persaudaraan seperti yang sudah disebutkan di atas, mungkin untuk hadits arbain ke 13 ini pembahasannya kami cukupkan sampai disini, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat jika menurut teman-teman artikel ini bermanfaat, jangan lupa subscribe blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru, oh ia baca juga hadits arbain sebelumnya ya, hadits arbain sebelumnya membahas tentang hal meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat.